BATAM (Kepri.co.id) – Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) menyambut kunjungan Badan Musyawarah DPRD Jawa Timur di Marketing Centre BP Batam, pada Selasa (21/1/2025).
Sebanyak 13 anggota DPRD Jawa Timur yang dipimpin Wakil Ketua Komisi B, Husni Mubarok dari Fraksi Partai Gerindra, datang untuk mempelajari pengelolaan Batam yang dinilai sangat progresif dalam hal investasi dan teknologi.
Baca Juga: Kehadiran SEZ Singapura-Johor: Peluang Emas Meningkatkan Daya Saing KEK Batam
Kunjungan ini diterima dengan hangat oleh Kabiro Humas, Promosi, dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, yang didampingi Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) BP, Batam Harlas Buana dan Direktur Pelayanan Lalu Lintas Barang dan Penanaman Modal BP Batam, Surya Kurniawan Suhairi, serta pejabat eselon III dan IV terkait.
Dalam sambutannya, Husni Mubarok menyatakan, “Kami ingin menggali dan belajar dari pengelolaan Batam yang luar biasa, yang telah menjadikannya kota yang sangat progresif dan signifikan, serta bagaimana investasi di sini dapat berjalan seiring dengan budaya lokal dan menyerap tenaga kerja.”
Baca Juga: Batam Miliki 3 KEK dan 3 PSN, JR: Berlari Cepat, Lari Kencang di Atas 8 Persen
Tuty sapaan Ariastuty Sirait, menyampaikan rasa bangganya atas kunjungan DPRD Jawa Timur. “Merupakan suatu kehormatan bagi kami, Jawa Timur yang dikenal maju, datang ke Batam belajar tentang pengelolaan yang telah dilakukan di sini.”
Kita tahu, lanjut Tuty, bahwa Jawa Timur juga memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang sudah mapan seperti KEK Gresik dan KEK Singhasari, serta Surabaya yang sangat maju dalam tata kota dan teknologi.
Baca Juga: KEK Pariwisata dan Kesehatan Perkuat Posisi Batam Sebagai Destinasi Pariwisata Kesehatan Regional
Dalam forum tersebut, dibahas pula keistimewaan Batam dibandingkan daerah lain di Indonesia, yaitu insentif yang ditawarkan kepada investor, seperti pembebasan bea masuk, pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN), dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
Surya Kurniawan Suhairi menambahkan, status Batam sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas atau Free Trade Zone (FTZ), menjadi keunggulan tersendiri dalam hal pajak, termasuk PPN yang akan berlaku 12 persen pada awal tahun 2025.
Baca Juga: KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam Fokus Bahasan MFA 2024 di Singapura
”Status FTZ Batam ini menjadi pembeda dibanding daerah lain di Indonesia. Bagi Batam, kawasan perdagangan bebas akan memiliki dampak positif yakni meningkatkan daya saing ekspor Indonesia,” kata Surya.
Investor akan menjadi semakin nyaman dengan adanya penyederhanaan sistem birokrasi, meluasnya penciptaan lapangan kerja, dan pastinya peningkatan perekonomian.
Baca Juga: BP Batam Berharap, Taiwan Investasi ke KEK Nongsa Digital Park
Namun demikian, Surya menggarisbawahi, Batam masih membutuhkan sekolah vokasi/ balai latihan kerja (BLK) yang mampu menciptakan sumber daya manusia (SDM) terampil, sesuai dengan teknis yang dibutuhkan oleh investor.
Hal ini disambut baik oleh Badan Musyawarah DPRD Jawa Timur, yang telah memiliki banyak sekolah vokasi dan BLK.
Baca Juga: KEK Batam Aero Technic Gerakkan Roda Ekonomi Batam
”Dalam kesempatan ini, tentu banyak yang bisa kita kolaborasi bersama dengan Jawa Timur ke depan, seperti kerja sama BLK untuk SDM terampil di Batam dan Expo Premium Produk Dalam Negeri di Batam,” pungkas Surya. (hen)