BATAM (Kepri.co.id) – Siswa SMPN 56 Batam sudah mulai menerapkan kreativitas olah pikir dan akal budi, memanfaatkan dari lingkungan sekitar menjadi barang berharga. Produk kreativitas yang dibuat siswa SMPN 56 Batam yaitu kursi ecobrick dan Majalah Digital GEMA 56.
Produk kursi ecobrick atau yang dikenal dengan bottle brick atau eco ladrillo, merupakan botol plastik yang diisi padat dengan limbah non-biological ini, dihadiahi kepada Sekretaris Daerah Kota (Setdako) Batam, Jefridin Hamid saat meninjau SMPN 56, Rabu (26/7/2023).
Kursi ecobrick ini diserahkan Kepala SMP Negeri 56 Batam, Nurhayati. Mendapat hadiah kursi ecobrick, Jefridin mengapresiasi kegiatan siswa SMP Negeri 56 Batam, yang telah berhasil membuat karya dari limbah sampah plastik.
Termasuk launching Majalah Digital, kata Jefridin, dapat menjadi wadah bagi para siswa SMP Negeri 56 Batam belajar atau mengasah kemampuan dalam menulis.
“Ini sangat keren, tidak kalah dengan kursi buatan pabrik. Jika dilihat dari fisiknya, tidak tampak jika bahan yang digunakan adalah sampah plastik. Melalui Majalah Digital ini, semoga minat baca anak-anak kita semakin meningkat, karena dengan membaca mereka bisa mengetahui informasi yang ada di dunia ini,” puji Jefridin.
Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Kota Batam ini, mengatakan, ini adalah salah satu langkah dalam rangka memanfaatkan limbah sampah plastik di Kota Batam.
Menurutnya, kreativitas yang dilakukan siswa dan guru di SMP Negeri 56, patut menjadi contoh bagi sekolah dan masyarakat di Kota Batam. Dengan demikian, dapat meminimalisir sampah di Kota Batam.
“Terima kasih karena sudah menghadiahi saya satu karya yang sangat luar biasa. Buah karya dari anak-anak kita ini, tentunya tidak terlepas dari motivasi guru di SMPN 56. Sebagai salah satu Sekolah Penggerak di Kota Batam, pesan Saya, teruslah berkreasi menghasilkan karya yang unggul dan memiliki nilai ekonomis,” wasiat Jefridin.
Kepala SMPN 56 Batam, Nurhayati SPd, mengatakan, SMPN 56 Batam merupakan salah satu Sekolah Penggerak di Kota Batam. Ia mengungkapkan, sebagai Sekolah Penggerak Angkatan ke-2, SMP Negeri 56 Batam membuat tiga project.
Project pertama membatik, kursi ecobrick dan meluncurkan Majalah Digital. Ia menjelaskan, pembuatan ecobrick dimulai dengan menyiapkan sampah plastik yang banyak kemudian dimasukkan kedalam botol plastik yang sama besar.
“Untuk botol dengan ukuran 1,5 liter dibutuhkan 19 botol bekas dan sampah plastik sebanyak 13 kilo. Ini sampah plastik yang diperlukan, untuk membuat satu kursi ecobrick di samping kebutuhan lainnya seperti busa, kain penutup,” jelas Nurhayati.
Pelaksanaan kegiatan ini, bertujuan mengembangkan potensi para siswa agar lebih mandiri serta memberikan inovasi, kreativitas siswa mengolah sampah plastik menjadi benda yang memiliki nilai lebih dan bermanfaat.
Sedangkan Majalah Digital GEMA 56 dibuat dalam rangka meningkatkan kemampuan dan peran serta siswa dalam berliterasi. Menurutnya, literasi bukan hanya membaca saja, termasuk kemampuan berbahasa yang dimiliki seseorang dalam berkomunikasi, membaca, berbicara, menyimak, dan menulis.
“Kenapa Majalah Digital, karena kita ingin menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Majalah Digital sendiri akan menjadi wadah bagi para siswa SMP Negeri 56 Batam, untuk belajar atau mengasah kemampuan dalam menulis. Siswa kami sudah ada naskah cerpennya dinilai terbaik di tingkat nasional. Dari 12 tulisan yang dikirim, 9 tulisan berhasil menjadi pemenang,” katanya bangga.
Launching Majalah Digital GEMA 56 ini telah dilakukan pada 25 Mei 2023 dan majalah ini, kata Nurhayati, sudah didaftarkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
Ia menuturkan pelaksanaan Sekolah Penggerak di SMP Negeri 56 Batam dimulai pada kelas 7 tahun pelajaran 2022/2023. Untuk project membatik menurutnya merupakan kegiatan tema proyek. Berdasarkan kearifan lokal dikembangkan 3 motif batik yakni motif kerang kipas, siput mata lembu, dan gonggong.
“Untuk tahun ke dua sebagai Sekolah Penggerak, Kami akan membuat buku “audio book”. Anak-anak bisa mengunggah materi pelajaran melalui link yang nanti akan di-share melalui handphone. Tujuannya, untuk mengurangi siswa membeli buku paket,” paparnya. (amr)