BATAM (Kepri.co.id) – Badan Pengusahaan (BP) Batam melalui Badan Usaha Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), menerima kunjungan tamu Jepang yang menyerahkan tumbuhan dipterocarpacae ke Hutan Lindung Sei Ladi secara simbolis, disertai penanaman bibit pohon yang telah mulai langka di Indonesia ini.
Shigehiro Taniguchi, Advisor Higashiyama Botanical Garden, datang bersama Akihiko Nagata, Chairman of Toyoake Kaki Co.Ltd; dan Shuici Kakizawa, Former Local Civil Servant.
Baca Juga: BP Batam Tanam 100 Pohon Endemik dan 51 Pohon Lokal
Mereka menyatakan Hutan Kota Sei Ladi merupakan kualitas hutan dipteron terbaik di Batam.
“ini tempat yang sangat-sangat baik. Kami tentu berniat ingin kembali ke Batam dan menanam pohon lagi,” ujar Akihiko Nagata mewakili rombongan.
Sementara itu, Asisten Manager Sub Divisi Daerah Tangkapan Air (DTA), Waduk dan Bendungan, May Robi Firnanda yang menerima kunjungan ini, mengatakan penyerahan bibit pohon ini, merupakan upaya Jepang melestarikan keberlangsungan suku dipterocarpacae, sekaligus upaya konservasi BP Batam dalam penyehatan daerah tangkapan air (DTA) di Kawasan Hutan Lindung di Batam.
Baca Juga: Gesa PLTS Terapung, BP Batam dan Komite Keselamatan Bendungan Tinjau Kesiapan Waduk
“Karena di lahan mereka sudah tidak memadai atau terbatas, maka mereka memutuskan memberikan bibit pohon ini ke Batam. Tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan endemik asli Indonesia, namun sudah langka. Kami berusaha menjadi pionir membudidayakan kembali di Hutan Sei Ladi,” ujar Robi.
Roby menuturkan, pemilihan Hutan Sei Ladi karena keberadaan hutan kota Sei Ladi yang secara nilai merupakan kualitas hutan diptero terbaik di Batam.
Saat disinggung mengenai manfaat keberadaan pohon ini di hutan kota Sei Ladi bagi lingkungan DTA, May Robi mengatakan, pohon diptero akan membuat daerah tangkapan air akan jadi hutan sehat.
Baca Juga: Energi Terbarukan PLTS Dimatangkan, BP Batam dan Kementerian ESDM Tinjau Ketahanan Energi Listrik
Saat dikonservasi secara baik dengan ahlinya, pengembangan spesies pohon ini diyakini akan membawa dapak positif bagi Batam.
“Ketika ini sudah terbentang dan ternilai secara konservasi hutan, pengaruhnya sedimentasi (pengendapan) air waduk dapat diatasi secara alami. Kualitas air menjadi baik dan siap minum,” jelasnya.
Sementara itu ditemui di lain kesempatan, Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, mengatakan, waduk tampungan air hujan di Batam sangat penting dan krusial bagi kelangsungan kehidupan masyarakat.
“Kita tahu waduk sangatlah penting keberadaanya, penyehatan DTA waduk ini harus diupayakan. Tim saya yang punya pengalaman 20 tahun menangani DTA, mencoba upaya kerja sama dengan Jepang yang ahli di bidang botanical, serta membawa perusahaan mereka juga,” tutur Rudi.
Air yang menjadi sumber kehidupan masyarakat Batam, berada pada tiap-tiap waduk yang dibangun BP Batam.
Untuk itu, dirinya mendukung langkah-langkah preventif yang dilakukan timnya menjaga kualitas dan kuantitas air waduk. (asa)