BATAM (Kepri.co.id) – Menyambut hari bakti Badan Pengusahaan (BP) ke-51 tahun, BP Batam menggelar aksi gerakan peduli lingkungan dengan penanaman 151 batang di Daerah Tangkapan Air (DTA) Duriangkang, Sabtu (22/10/22).
Aksi tersebut diawali gowes bareng dari halaman kantor BP Batam, menuju DTA Duriangkang.
Baca Juga: Gesa PLTS Terapung, BP Batam dan Komite Keselamatan Bendungan Tinjau Kesiapan Waduk
Ketua Pelaksana Aksi sekaligus General Manager SPAM Hulu BP Batam, Hadjad Widagdo, mengatakan, pohon yang ditanam terdiri 100 pohon endemik dari suku dipterocarpaceae. Sebanyak 51 sisanya jenis pohon lokal yang cocok ditanam di Batam.
“Di hadapan kita ada 100 pohon langka endemik dari suku dipterocarpaceae. Banyak negara mengumpulkan dan berusaha mempertahankan pohon jenis ini. Ssdangkan di Indonesia kaya akan jenis pohon ini. Dengan demikian, harus kita lestarikan,” kata Hadjad Widagdo.
Adapun sejumlah pohon yang ditanam, merupakan pemberian PT TDK Epcos.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Bidang Pengelolaan Kawasan dan Investasi BP Batam, Sudirman Saad, menyatakan, aksi tersebut merupakan upaya BP Batam menjaga daerah resapan air. Sekaligus melindungi pepohonan yang semakin hari semakin terancam punah.
Baca Juga: Gesa PLTS Terapung, BP Batam dan Komite Keselamatan Bendungan Tinjau Kesiapan Waduk
“Saya mengapresisasi langkah-langkah unit kerja BU SPAM atas inisiatif dalam kepeduliannya terhadap lingkungan,” ujar Sudirman.
“Bisa dibayangkan, jika pohon ini tumbuh dengan baik, nantinya akan menambah ruang hijau Batam. Serta dapat melestarikan daerah tangkapan air. Tentunya ini sejalan dengan visi Kepala BP Batam Muhammad Rudi, yakni memperbaiki kondisi lingkungan” sambung Sudirman lagi.
Baca Juga: Bukan Sekadar Slogan, tapi Komit Terus Berkarya
Selanjutnya, pihaknya akan kembali melakukan penanaman sebanyak 1.051 pohon, dengan jenis-jenis pohon lainnya untuk lokasi lahan kritis yang ada di sekitar DTA Duriangkang.
“Aksi ini akan diteruskan sampai menjadi 1.051 pohon,” sebutnya mengakhiri.
Aksi penanaman pohon tersebut melibatkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian PUPR, Kelompok Pecinta Alam, Yayasan Air Indonesia, serta masyarakat Batam. (asa)