TANJUNGPINANG (Kepri.co.id) – Sisi lain hari jadi ke-21 Provinsi Kepri, dideklarasikan ‘Gerakan Selamatkan Pangan’ di halaman Gedung Daerah Tanjungpinang, Minggu (24/9/2023).
Gerakan selamatkan pangan ini dipimpin Gubernur Kepri, H Ansar Ahmad usai pelaksanaan upacara peringatan hari jadi ke-21 Provinsi Kepri.
Gerakan selamatkan pangan ini, merupakan gerakan bersama menurunkan kerawanan pangan dan gizi melalui berbagai upaya.
Antara lain mencegah terjadinya food waste dan mendonasikan pangan berlebih kepada masyarakat yang membutuhkan.
Selain itu, pangan yang sudah tidak layak lagi dikonsumsi manusia dimanfaatkan untuk pakan hewan ternak, kompos, dan dimanfaatkan untuk kebutuhan industri.
“Di Indonesia, Kepri merupakan provinsi pertama melakukan pencanangan ini. Hal ini perlu jadi perhatian kita bersama, agar kita lebih hemat makanan, tidak berlebih-lebihan. Makanlah secukupnya, karena itu sesuai ajaran agama. Bayangkan, berdasarkan data setiap tahun Indoneaia tercatat telah melakukan pemborosan makanan hingga Rp150 triliun,” kata Gubernur Ansar.
Pangan berpotensi berlebih atau food waste, lanjut Ansar, adalah pangan yang masih dalam kondisi baik dan aman. Namun, berpotensi terbuang atau dimusnahkan jika tidak dimanfaatkan, tetapi pangan ini tidak termasuk left over food (pangan sisa) di hotel, restoran, catering, retail, industri pangan, toko makanan dan atau pusat perbelanjaan.
Gerakan selamatkan pangan atau food rescue sendiri, upaya penyelamatan pangan berpotensi food waste oleh para pihak yang bersumber dari penyedia pangan/ donatur, untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, disertai penetapan kebijakan dan upaya sosialisasi/ promosi pencegahan food waste.
Untuk memperkuat program ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri mengeluarkan Instruksi Gubernur Kepri Nomor: 521/417/DKPPKH tentang Gerakan Selamatkan Pangan Provinsi Kepri melalui ‘Stop Boros Pangan’.
Stop boros pangan ini, memiliki tujuh langkah utama, yakni ambil makanan secukupnya dengan gizi seimbang dan habiskan. Kemudian bawa pulang makanan (take away) jika tersisa, bijak berbelanja pangan (meal planning), manajemen penyimpanan bahan makanan (gunakan wadah yang baik, sesuaikan karakteristik pangan).
Langkah berikutnya biasakan cek tanggal kadaluarsa, olah kembali dan manfaatkan pangan yang berpotensi terbuang menjadi menu yang variasi, dengan tetap memperhatikan cara pengolahan agar tidak rusak kandungan gizinya, dan terakhir mendonasikan makanan berlebih kepada yang membutuhkan.
“Inti program ini mengajak kita semua berhemat, tidak melakukan pemborosan makanan. Tidak hanya di rumah, tapi dalam acara-acara tertentu agar menggunakan produk makanan dari petani. Kurangi makanan dari negara lain, seperti buah dan sebagainya,” pesan Ansar. (hen)