Peluang Apa yang Menanti Indonesia dengan Bergabung Dalam BRICS?

Foto yang diabadikan dengan ponsel ini, menunjukkan pemandangan sebuah sudut kota di Jakarta pada 12 Juli 2024. (F. Xinhua/Xu Qin)

JAKARTA (Kepri.co.id – Xinhua) – Indonesia membuat tonggak penting baru dalam sejarah diplomatiknya, seiring perekonomian terbesar sekaligus negara berpopulasi terbanyak di Asia Tenggara itu secara resmi diterima menjadi anggota penuh BRICS.

Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara pertama dari kawasan Asia Tenggara, yang bergabung dalam kelompok ekonomi tersebut.

Baca Juga: Indonesia Nyatakan Keinginan Bergabung dengan BRICS

Pengumuman ini disampaikan pada Senin (6/1/2025) oleh pemerintah Brasil, sebagai pemegang presidensi BRICS tahun ini.

BRICS awalnya didirikan tahun 2009 oleh Brasil, Rusia, India, dan China, dengan Afrika Selatan bergabung tahun 2010. Saat ini, BRICS memiliki total 10 anggota penuh.

Foto yang diabadikan pada 5 Mei 2023 ini, menunjukkan pemandangan sebuah sudut kota di Jakarta. (F. Xinhua/Xu Qin)

DORONGAN EKONOMI

Kalangan pakar Indonesia memuji keputusan pemerintah untuk bergabung dengan BRICS, menyoroti potensi manfaatnya bagi Indonesia. Seperti mendorong ekonomi, menarik investasi, memperluas akses pasar, dan memperkuat status internasionalnya.
,
Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, menekankan, keanggotaan BRICS akan memperluas akses pasar Indonesia, memastikan resiliensi di tengah ketidakpastian perekonomian global.

Para petani bekerja di sawah dekat Gunung Merapi di Desa Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 3 Januari 2025. (F. Xinhua/Agung Supriyanto)

Nailul Huda, direktur bidang ekonomi wadah pemikir Center of Economic and Law Studies (Celios) yang berbasis di Jakarta, memiliki pendapat yang senada, mengatakan, ekspor Indonesia umumnya bergantung pada pasar-pasar di negara-negara Barat.

Baca Juga: Kemlu RI: Indonesia Perkuat Peran Global Melalui Keanggotaan di BRICS

“Bergabung dengan BRICS akan membebaskan Indonesia dari ketergantungan yang berlebihan pada pasar-pasar tradisional. Dengan bergabungnya negara-negara Timur Tengah ke dalam BRICS, hal ini sejalan dengan tujuan pemerintah memasuki pasar Timur Tengah. Manfaat keanggotaan BRICS sangat signifikan,” kata Nailul.

Telisa Aulia Falianty, profesor ekonomi moneter di Universitas Indonesia (UI), mengatakan, BRICS memiliki dampak positif bagi perekonomian Indonesia.

Indonesia dapat mengambil peran yang lebih kuat dalam organisasi ini, jika dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk persaingan bisnis.

“Beberapa pihak memperkirakan, dengan keterlibatan Indonesia di BRICS, pertumbuhan ekonomi dapat meningkat 0,3 persen,” katanya.

Foto yang diabadikan pada 23 Oktober 2024 ini, menunjukkan logo Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-16 di pusat media KTT tersebut di Kazan, Rusia. (F. Xinhua/Shen Hong)

PENGARUH GLOBAL

“Kita melihat Indonesia dipandang sebagai negara penting untuk bisa segera bergabung (dengan BRICS),” ujar Menteri Luar Negeri RI, Sugiono mengatakan dalam pidatonya di Pernyataan Pers Tahunan Menteri (PPTM), di Jakarta, Jumat (10/1/2025).

“Keanggotaan Indonesia di BRICS ini, merupakan wujud politik luar negeri itu sendiri. Karena keputusan ini bukanlah hasil kerja semalam. Melainkan buah dari kiprah konsistensi dan keteguhan diplomasi Indonesia selama puluhan tahun,” kata Sugiono.

Baca Juga: Indonesia Berkomitmen Bekerja Sama dengan Seluruh Anggota BRICS

Menurut dia, Indonesia sebagai anggota BRICS akan memastikan menjembatani kepentingan negara berkembang dan seluruh kawasan, dan akan terus aktif mencegah meruncingnya persaingan geoekonomi dan geopolitik.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia (RI) pada Selasa (7/1/2025) mengatakan, Indonesia memandang keanggotaannya di BRICS sebagai langkah strategis meningkatkan kolaborasi dengan negara-negara berkembang lainnya, yang berakar pada prinsip-prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan pembangunan berkelanjutan.

“Pencapaian ini mencerminkan peran aktif Indonesia yang semakin meningkat dalam isu-isu global, serta komitmennya memperkuat kerja sama multilateral demi menciptakan tatanan global yang lebih inklusif dan adil,” ujar pihak kementerian dalam sebuah pernyataan.

“BRICS adalah sebuah platform penting bagi Indonesia, untuk memperkuat kerja sama Selatan-Selatan, memastikan bahwa suara dan aspirasi negara-negara Global South didengar dan terwakili dalam proses pengambilan keputusan global,” menurut pernyataan itu.

Foto yang diabadikan pada 7 Januari 2025 ini, menunjukkan arus lalu lintas pada jam sibuk sore hari di Jakarta. (F. Xinhua/Zulkarnain)

Rolliansyah Soemirat, juru bicara Kemlu RI, menekankan, BRICS sebagai platform penting bagi Indonesia memperkuat kerja sama Selatan-Selatan.

“Sebagai negara dengan ekonomi yang berkembang dan beragam, Indonesia berkomitmen berkontribusi pada agenda-agenda BRICS, termasuk ketahanan ekonomi, kesehatan masyarakat, dan kerja sama teknologi,” katanya.

“Dengan menjadi anggota BRICS, peran dan lingkup pengaruh Indonesia akan meluas,” kata Ahmad Heryawan, Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

Dia menambahkan, keanggotaan BRICS memungkinkan Indonesia memainkan peran lebih besar menjaga keseimbangan global dan mengatasi isu-isu penting. Seperti perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan, dan tantangan-tantangan kemanusiaan.

Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menggambarkan keanggotaan BRICS sebagai langkah strategis meningkatkan posisi tawar Indonesia di kancah global.

“Ini juga memberikan kesempatan bagi Indonesia, membentuk arah dan kerangka kerja organisasi ini di masa depan,” katanya.

Muhammad Syaroni Rofii, pakar hubungan internasional di Universitas Indonesia, mengatakan, keanggotaan di BRICS dapat digunakan memperluas jaringan kemitraan Indonesia untuk agenda-agenda global.

“Dengan bergabung dalam BRICS, Indonesia dapat menyuarakan aspirasi negara-negara Global South,” katanya. (hen/ xinhua-news.com)