China Sambut Layanan Kesehatan Berteknologi AI dengan Hati-hati

Seorang pengunjung menjajal sebuah sistem pencitraan medis cerdas holografis, di bawah bimbingan seorang staf dalam ajang Light of Internet Expo di Wuzhen, Provinsi Zhejiang, China timur, pada 19 November 2024. (F. Xinhua/Cai Xiangxin)

BEIJING (Kepri.co.id – Xinhua) – Bayangkan sebuah rumah sakit, di mana Anda disambut oleh robot cerdas, dan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI) memastikan Anda menerima catatan diagnosis terperinci dengan cepat.

Di Wuzhen, sebuah kota kecil di Provinsi Zhejiang, China timur, sebuah rumah sakit berteknologi AI telah melayani ribuan pasien sejak dibuka tahun 2023 lalu. Dengan kurang dari sepuluh dokter manusia dan sebuah tim robot triase cerdas, rumah sakit ini menjadi yang terdepan mengintegrasikan teknologi ke dalam layanan kesehatan.

Baca Juga: China Akan Tingkatkan Peran TCM Terkait Penyediaan Layanan Perawatan Kesehatan

Dengan mengaplikasikan teknologi AI, rumah sakit ini meningkatkan layanan-layanannya. Seperti pemeriksaan medis, manajemen penyakit kronis, dan rehabilitasi.

Zhu Weibin, seorang penduduk setempat, baru-baru ini menjalani tes fungsi hati berbasis AI di rumah sakit itu. Laporan yang dihasilkan secara otomatis mendiagnosisnya menderita perlemakan hati, dan AI membantu membuat indikator diagnosis perlemakan hati menjadi akurat hingga lima persen dari 30 persen.

“Teknologi AI ini memungkinkan saya, mengintervensi proses penyakit pada tahap yang lebih awal,” kata Zhu.

Baca Juga: Peneliti China Rancang Jam Tangan Pantau Kesehatan Secara Real-Time Lewat Keringat

Dengan kemajuan pesat teknologi AI, pengaplikasiannya dalam diagnosis dan perawatan medis menjadi semakin luas di China.

Model “rumah sakit AI”, yang didukung sistem AI berskala besar yang dikembangkan di sebuah institusi penelitian, mampu “membaca” literatur medis dan “merawat” pasien virtual.

Sistem mutakhir ini berkembang melalui pembelajaran mandiri, dan berpotensi membantu dokter manusia dalam skenario medis dunia nyata di masa depan.

Model medis AI lainnya yang dikembangkan sebuah tim di Shanghai, berhasil “lulus” dalam ujian lisensi medis nasional China.

Baca Juga: Indonesia akan Kirim SDM Kardiovaskular ke China, Terima Pelatihan dan Kerja Sama Bidang kesehatan Kedua Negara

Dengan memasukkan keluhan pasien, riwayat medis, dan hasil pemeriksaan fisik, model ini dapat memberikan dukungan diagnosis dan rekomendasi untuk perawatan lebih lanjut.

Model-model besar (large model) dapat memproses ribuan buku teks medis, sehingga membuatnya dapat membandingkan citra-citra tomografi terkomputasi (computed tomography/ CT) dengan presisi.

Model-model besar tersebut, menggunakan tempat tidur pemantauan pintar yang dilengkapi dengan sensor penglihatan dan sensor sentuhan untuk memberikan peringatan dini dan dengan cepat mengakses catatan medis untuk membantu pengambilan keputusan.

Baca Juga: Semaglutide, Obat Penurun Berat Badan jadi Pilihan Baru Perangi Obesitas di China

Seiring upaya China mencari solusi baru bagi berbagai tantangan yang ditimbulkan oleh populasi yang menua, peningkatan kasus penyakit kronis, dan kesenjangan dalam akses ke sumber daya medis, semakin banyak rumah sakit yang menggunakan teknologi AI, yang memberi manfaat bagi pasien maupun tenaga profesional medis.

Seorang dokter menceritakan sebuah kasus nyata, di mana seorang anak dirawat di rumah sakit dua kali dalam kurun hampir setahun, sebelum para ahli mendiagnosis penyakit autoimun yang langka. Namun, AI mencapai kesimpulan yang sama hanya dalam beberapa menit.

Meski kemampuan AI secara signifikan meningkatkan efisiensi analisis citra, peninjauan resep, dan diagnosis, keputusan akhir tetap berada di tangan dokter manusia.

Pada November 2024, Komisi Kesehatan Nasional (National Health Commission/ NHC) China dan departemen-departemen lain, bersama-sama mengeluarkan pedoman skenario pengaplikasian AI di sektor kesehatan.

Baca Juga: Pelepasliaran Nyamuk Jantan Steril Bantu Cegah DBD di China Selatan

Meliputi 84 skenario spesifik di seluruh kategori, termasuk manajemen layanan medis, layanan kesehatan primer masyarakat, pengembangan industri kesehatan, serta pendidikan dan penelitian medis, pedoman ini bertujuan sepenuhnya memanfaatkan keunggulan AI.

Dalam dokumen ini, mulai dari membantu diagnosis dan pengambilan keputusan hingga perencanaan perawatan dan pembedahan, kata kunci “bantuan” mendominasi layanan kesehatan AI, karena AI berfungsi untuk mendukung tenaga profesional manusia.

Di saat inovasi medis ini berkembang pesat, China juga telah mengambil langkah-langkah memastikan keamanan dan efektivitas pengaplikasian medis dari AI.

Baca Juga: Cegah Rabun Jauh pada Anak, China Umumkan Kebijakan Baru Waktu Tidur 10 Jam

Administrasi Produk Medis Nasional China, telah merilis seperangkat prinsip pedoman untuk klasifikasi produk perangkat lunak medis AI, yang memperjelas kriteria mengelola produk-produk perangkat lunak medis AI.

Sebagian besar penelitian yang terkait perangkat medis AI di China berfokus pada pencitraan medis, sedangkan penelitian tentang algoritme pengambilan keputusan sebagian besar masih belum berkembang, ungkap You Mao, wakil direktur Pusat Penelitian Pengembangan Kesehatan Nasional China (China National Health Development Research Center) yang berada di bawah naungan NHC.

Baca Juga: Ilmuwan China Sembuhkan Pasien Diabetes Tipe 1 Secara Klinis via Terapi CiPSC-islet

Masih terdapat kekurangan dalam hal data yang berkualitas tinggi, dan mekanisme untuk pengaplikasian data di dunia nyata juga perlu ditetapkan, saran You.

Liu Hui, direktur institut informasi medis di Akademi Ilmu Kedokteran China, menyoroti, pentingnya menetapkan dan menyempurnakan kebijakan peraturan dan sistem teknis yang ilmiah dan masuk akal.

Baca Juga: Peneliti China Identifikasi Terapi Bakteri yang Berpotensi Efektif Cegah dan Obati Kanker Usus Besar

Langkah-langkah ini dapat memastikan keamanan dan efektivitas teknologi AI dalam perawatan kesehatan, memberikan pengalaman yang lebih baik dan layanan medis yang lebih berkualitas bagi pasien maupun tenaga profesional perawatan kesehatan, imbuh Liu. (hen/ xinhua-news.com)