JAKARTA (Kepri.co.id) – Ketua Umum (Ketum) Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pusat, Firdaus yang mengusulkan pemberian gelar kepahlawanan nasional untuk RM Margono Djojohadikusumo yang merupakan kakek Prabowo Subianto (Presiden), mendapatkan penghargaan dari Ketua Dewan Pembina FORMAS, Hashim Djojohadikusumo.
Penyampaian penghargaan inisiator gelar pahlawan dibacakan Ketua Umum Forum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS), Yohanes Handojo Budhisedjati di Auditorium Abdulrahman Saleh, Radio Republik Indonesia (RRI) Jakarta, Senin (30/12/2024).
Baca Juga: Gelar Pahlawan untuk RM Margono (Kakek Prabowo), Menteri Sosial Sejalan dengan SMSI
Selain Firdaus, pengusul gelar kepahlawanan nasional lainnya, yakni Grace Siahaan Njo, aktivis Vox Point Indonesia yang mengusulkan Herman Yosep Fernandez.
Usai pembacaan para penerima penghargaan oleh Ketua Umum FORMAS, dilanjutkan pemberian ucapan selamat oleh Ketua Dewan Pembina FORMAS, Hashim Djojohadikusumo.
Hashim juga memberi selamat kepada para penerima penghargaan lainnya, termasuk sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) yang ikut berperan dalam kepedulian terhadap masyarakat.
Pemberian penghargaan tersebut juga menandai kegiatan peluncuran program Gerakan Masyarakat Peduli Anak Sekolah (Gemas), dan peresmian 19 anggota ormas yang baru tergabung dalam FORMAS.
Gelar Kepahlawanan
Ketua Umum SMSI, Firdaus mulai merintis pengusulan gelar pahlawan nasional untuk RM Margono Djojohadikusumo dengan menggelar FGD.
Baca Juga: Mensos Gus Ipul Candai Ketum SMSI Firdaus, Buat Kadinsos se-Indonesia Terperangkap
FGD itu untuk mendukung RM Margono Djojohadikusumo, sebagai pahlawan nasional Indonesia dengan menghadirkan pakar-pakar sejarah. FGD berlangsung di Jakarta Pusat, Selasa (29/10/2024).
Diskusi mengungkapkan, kontribusi RM Margono Djojohadikusumo dalam memperbaiki kondisi ekonomi pasca-kemerdekaan sangat penting mendukung kehidupan ekonomi bangsa.
RM Margono Djojohadikusumo saat itu sebagai pendiri dan Direktur Utama BNI. RM Margono Djojohadikusumo turut merancang bank sentral yang menjadi pondasi ekonomi nasional, setelah pelantikan Soekarno dan Hatta menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
Setelah dibentuk Kabinet Presidentil dan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS), RM Margono Djojohadikusumo mengusulkan supaya dibentuk sebuah bank sentral atau bank sirkulasi seperti yang dimaksud dalam UUD 1945.
Baca Juga: Songsong Pemerintah Baru, Adik Prabowo Minta SMSI Jaga Bahasa Indonesia
Soekarno-Mohammad Hatta kemudian memberikan mandat kepada RM Margono Djojohadikusumo, membuat dan mengerjakan persiapan pembentukan Bank Sentral (Bank Sirkulasi) Negara Indonesia tanggal 16 September 1945.
Kemudian, tanggal 19 September 1945, sidang Dewan Menteri Republik Indonesia memutuskan, membentuk sebuah bank milik negara yang berfungsi sebagai “Bank Sirkulasi”.
Seiring usulan gelar kepahlawanan tersebut, Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf atau sering disapa dengan panggilan Gus Ipul, Minggu (10/11/2024) di Jakarta, menilai pemberian gelar pahlawan pada Raden Mas (RM) Margono Djojohadikusumo, kakek Prabowo Subianto sangat layak.
Baca Juga: Mensos Gus Ipul Candai Ketum SMSI Firdaus, Buat Kadinsos se-Indonesia Terperangkap
Pendapat Gus Ipul sejalan dengan penilaian Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), yang mengusulkan RM Margono Djojohadikusumo diberi penghargaan sebagai pahlawan bangsa, terutama kiprahnya di bidang ekonomi.
Herman Yosep Fernandez
Grace Siahaan Njo dalam memperjuangkan Herman Yosep Fernandez sebagai pahlawan nasional, juga diawali menggelar focus grup discusion (FGD) dengan mengusung tema: Herman Fenandes dari perlawanan bawah tanah di Bayah hingga gugur di Yogyakarta.
FGD menghadirkan narasumber dari tokoh pers nasional dan juga peneliti sejarah di Serang, Banten, Senin (21/10/2024).
Herman Fernandez dikenal sebagai tokoh perlawanan bawah tanah di Bayah, Banten, pada masa pendudukan Jepang. Bersama tokoh pergerakan nasional lainnya, ia membentuk jaringan perjuangan romusha, menolak eksploitasi kerja paksa oleh Jepang.
Pada masa revolusi fisik, Fernandez bergabung dengan tentara pelajar di Yogyakarta, ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Prabowo Subianto Terima Pin Emas dari SMSI atas Dedikasinya Jaga Demokrasi
Puncak perjuangannya terjadi dalam pertempuran di Sidobunder, Kebumen, di mana ia gugur bersama rekannya, Alex Rumambi. (amr)