Indonesia-China Jalin Kerja Sama Pengembangan SDM di Industri Nikel

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia (RI), CNGR, dan Central South University menjalin kerja sama pengembangan sumber daya manusia (SDM) di bidang teknik metalurgi. (Sumber: Kementerian ESDM RI)

JAKARTA (Kepri.co.id – Xinhua) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia (RI) menyepakati kerja sama strategis dengan raksasa produsen nikel asal China, CNGR, dan perguruan tinggi China, Central South University, untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) di industri yang berkaitan dengan hilirisasi nikel.

Kemitraan ini tercapai dalam kunjungan kerja Kementerian ESDM ke kawasan industri CNGR di Ningxiang, China, pada akhir pekan lalu.

Baca Juga: Investor Nikel Asal China Raih Penghargaan Program ESG Indonesia

Dalam kesepakatan ini, sejumlah profesional, yang meliputi tenaga teknis dari Kementerian ESDM RI dan karyawan CNGR Indonesia, akan mengikuti pelatihan intensif di kampus Central South University, khususnya di bidang teknik metalurgi dan teknik material.

Program pelatihan itu akan berlangsung selama tiga tahun, menggabungkan studi teoritis dengan pelatihan praktis di industri.

Baca Juga: Puluhan Pengusaha Provinsi Jiangxi, China, Jajaki Peluang Investasi di Indonesia

“Kemitraan ini akan membuka peluang yang lebih luas memajukan industri energi baru di kedua negara, sekaligus berkontribusi bagi pengembangan industri global,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian ESDM RI, Prahoro Yulijanto Nurtjahyo dalam keterangan resminya.

Wakil Rektor Central South University, Guo Xueyi menyebut kemitraan ini menjadi langkah penting memperkuat kerja sama pendidikan dan pertukaran budaya antara China dan Indonesia, serta bagian penting dari pendekatan internasionalisasi universitas tersebut.

Baca Juga: PT IMIP Akan Salurkan Beasiswa ke 1.000 Mahasiswa Indonesia

Kementerian ESDM RI menyebut Central South University merupakan tempat ideal untuk mengembangkan talenta di sektor energi baru, sementara CNGR disebut memiliki keunggulan teknologi dan skala industri yang signifikan. (hen/ xinhua-news.com)