BATAM (Kepri.co.id) – Badan Pengusahaan (BP) Batam kembali menggelar rapat lanjutan, terkait rencana pengembangan Asrama Haji dan penggunaan Asrama Haji Batam sebagai embarkasi dan debarkasi haji tahun 2026 hingga 2028, Kamis (24/4/2025).
Berlangsung di Kantor Perwakilan BP Batam Jakarta, rapat ini dihadiri Deputi Bidang Pelayanan Umum BP Batam, Ariastuty Sirait; Plt Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan BP Batam, Iyus Rusmana; General Manager Hunian, Gedung, Agribisnis, dan Taman (HGAT), Andi Yunus dan Manager Komersial HGAT, Juhardi, serta wakil dari Kantor BP Batam Jakarta.
Hadir dalam kesempatan itu, Tenaga Ahli Badan Penyelengara Haji Republik Indonesia, Abdul Rahman Syahputra Batubara; Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri, Muhammad Zain; Kakanwil Kemenag Kepri, dan instansi terkait lainnya.
Pada kesempatan itu, Ariastuty mengatakan, Asrama Haji telah dimanfaatkan sebagai embarkasi dan debarkasi haji selama 24 tahun atau sejak tahun 2001. Utamanya untuk jemaah haji yang berasal dari Provinsi Riau, Kalimantan Barat, Jambi, dan sebagian wilayah Sumatera.
Dengan perjalanan panjang tersebut, dan meningkatnya jumlah jamaah haji setiap tahun, upaya peningkatan kapasitas dan kualitas layanan di Asrama Haji harus menjadi prioritas bersama.
Untuk pengembangan Asrama Haji ke depan, selain difungsikan pusat kegiatan jamaah haji, Asrama Haji rencananya akan dikembangkan dengan konsep hotel religi bernama ”Hotel D’Hajj”.
Fasilitas ini akan mendukung kegiatan keagamaan, pelatihan, serta acara lainnya. Seperti seminar dan konferensi (MiCE/ Meeting, Incentive, Convention & Exhibition).
Pengembangan akan dilakukan secara bertahap, mencakup renovasi dan pembangunan fasilitas modern, menunjang kegiatan berskala nasional dan internasional.
Dengan konsep terpadu, kawasan ini diharapkan tidak hanya menjadi pusat kegiatan haji, tetapi juga pusat pertemuan dan destinasi religi yang menarik bagi masyarakat.
“Dengan pengembangan ini, kami melihat potensi besar Batam bukan hanya sebagai embarkasi dan debarkasi. Tapi, juga sebagai pusat wisata religi dan kegiatan berskala nasional. Pengembangan Asrama Haji ini, akan menjadi bagian dari transformasi layanan publik yang lebih modern dan bermanfaat luas,” katanya.
Peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan di Asrama Haji Kota Batam ini, juga disejalankan dengan tarif Jamaah Haji Embarkasi Batam. Dari sebelumnya Rp60.000 per orang menjadi Rp100.000 per orang tahun 2026.
Nilai tarif ini diselaraskan dengan embarkasi di wilayah Indonesia lainnya, dan rencana kenaikan ini pada prinsipnya telah disetujui Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri RI, Muhammad Zain.
Ia menambahkan, BP Batam akan rapat kembali bersama Badan Penyelengara Haji RI serta Ditjen Penyelengara Haji dan Umroh. Pembahasan ini dalam rangka, agar jamaah umroh di wilayah Sumatera, Kepri, dan Riau bisa langsung ke Mekkah melalui Bandara Internasional Batam (Hang Nadim). Tidak harus melalui Singapura, Malaysia, maupun Jakarta seperti saat ini.
“BP Batam bersama pihak-pihak terkait, berkomitmen terus mendorong pengembangan ini, agar dapat memberikan manfaat optimal bagi masyarakat dan para tamu jamaah haji di masa depan,” pungkasnya. (amr)