BEIJING (Kepri.co.id – Xinhua) – Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual, menyatakan, diversitas mata uang yang digunakan dalam perdagangan global merupakan sebuah kecenderungan nyata, dan negara-negara Global South, sebagai pengekspor komoditas utama, akan mendapatkan manfaat dari hal tersebut.
Pernyataan itu disampaikan David, saat berpartisipasi dalam Global South Financiers Forum 2025 yang digelar di Beijing, China.
Baca Juga: Kemlu RI: Indonesia Perkuat Peran Global Melalui Keanggotaan di BRICS
Saat menerima wawancara dari Kantor Berita Xinhua, yang merupakan penyelenggara forum tersebut, David menyatakan, mata uang Yuan China kian berperan penting dalam arus modal perdagangan Indonesia dan China, dan andil Yuan terus menanjak.
David menyatakan diversitas mata uang dan penggunaan mata uang lokal, akan membantu negara-negara Global South, termasuk Indonesia, dalam meningkatkan ketangguhan ekonominya dan agar lebih tahan terhadap risiko ekonomi yang ditimbulkan oleh guncangan-guncangan eksternal.
Dari sudut pandang David, negara-negara Global South harus memperkuat kerja sama praktis keuangan, di mana pembangunan sistem pembayaran internasional patut disoroti.
Pada Februari 2025 ini, bank sentral China dan Indonesia, memperbarui perjanjian pertukaran mata uang Yuan dan Rupiah dengan nilai mencapai 400 miliar Yuan atau sekitar Rp878 triliun, yang dapat diperpanjang lagi atas kesepakatan kedua belah pihak.
Menurut David, perjanjian tersebut akan mendorong kerja sama perdagangan dan investasi kedua negara.
“Kerja sama keuangan dengan China ini akan membantu pembangunan hilirisasi pertambangan dan pertanian, yang sedang didorong pemerintah Indonesia,” ujar David. Dia menambahkan, kerja sama dengan China membantu pembangunan infrustruktur di Indonesia.
David juga berpendapat, negara-negara Global South menghadapi kebutuhan yang sangat besar dalam hal investasi di bidang infrustruktur baru, energi terbarukan, dan pertanian ramah lingkungan.
Lingkungan investasi yang stabil dan berkepanjangan bagi negara-negara Global South, juga diperlukan untuk meningkatkan kemampuan menghadapi sejumlah tantangan, seperti perubahan iklim, imbuh David.
“Kerja sama Global South tidak terbatas pada keuangan. Kerja sama juga perlu dilakukan di bidang teknologi, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. China dapat menjadi lokomotif dalam kerja sama Global South dan memberi kontribusi,” ujar David. (hen/ xinhua-news.com)