BATAM (Kepri.co.id) – Sejak Terminal Peti Kemas (TPK) Batuampar dikelola PT Persero Batam dengan didukung peralatan ship to ship (STS) crane asal Korea dan harbor mobile crane (HMC), terjadi efektivitas waktu bongkar muat meningkat dua kali lipat dari biasanya.
Hal ini dibuktikan dengan jumlah volume bongkar muat peti kemas di Terminal Peti Kemas Batuampar yang meningkat sebesar 7,7 persen pada Desember 2023 mencapai 30.864 TEUs.
Perusahaan pelayaran domestik, PT Tanto Intim Lines, menjadi salah satu pihak yang langsung merasakan peningkatan kinerja ini.
Menurut Direktur Eksekutif PT Tanto Intim Lines, Haryson Bangun, sejak beroperasinya TPK Batuampar oleh PT Persero Batam, pelayanan kapal dan bongkar muat peti kemas meningkat dua kali lipat dibandingkan sebelumnya.
“Sebagai perusahaan pelayaran, kami merasakan waktu berlabuh kapal semakin singkat. Jika sebelumnya memerlukan waktu 2-3 hari, sekarang dapat dipangkas menjadi 50 persen saja,” ujar Haryson seperti dikutip dari Instagram Badan Usaha Pelabuhan BP Batam @bupbatam, Kamis (18/1/2024).
Pengelolaan Terminal Peti Kemas Batuampar yang profesional didukung sumber daya manusia (SDM) andal dan penerapan digitalisasi proses bisnis dan layanan, Haryson berharap, PT Tanto Intim Lines dapat terus meningkatkan volume bongkar muat peti kemas, yang dapat diangkut dari dan ke Pelabuhan Batam dengan investasi kapal yang sama.
“Kami berharap, keandalan peralatan bongkar muat tetap terjaga dengan penambahan peralatan di dermaga, container yard (CY), dan terus disempurnakan sistem dan proses bisnis yang tengah berjalan,” harapnya.
Menurut Kepala Biro Humas, Promosi, dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, respons positif ini mencerminkan kesuksesan langkah strategis BP Batam menggandeng PT Persero Batam, untuk mewujudkan transformasi Terminal Batuampar menjadi Terminal Peti Kemas yang modern dan berdaya saing.
“Kami sangat gembira melihat Terminal Batuampar, yang sebelumnya konvensional terus berkembang menuju Terminal Peti Kemas modern dengan penggunaan alat bongkar muat STS crane, penerapan sistem operasi B-TOS, hingga perubahan proses bisnis,” ujar Ariastuty.
Dukungan dan masukan dari seluruh pengguna jasa, kata Ariastuty, pihaknya sangat membutuhkannya dalam mewujudkan Batam sebagai hub logistik internasional. (rud)