Tak Ada Yang Tak Mungkin, Selagi Niat Dikerjakan Sungguh-Sungguh

Suasana diskusi bertajuk From Batam to Oxford di lantai 4 Kantor Walikota Batam, Sabtu (10/9/2022) pagi. Insert Vassa Mustikahati. (F, dok pwi kepri)

BATAM (Kepri.co.id) – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kepri menggelar bincang bertajuk ‘From Batam to Oxford’.

Bincang dengan sasaran memotivasi kaum milenial ini, menghadirkan Vassa Mustikahati (23) yakni kaum milenial Batam yang tembus beasiswa Perguruan Tinggi Utama Dunia dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dari Kementerian Keuangan RI.

Kegiatan digelar di Aula Lantai 4 Kantor Walikota Batam, Batam Center dan dibuka langsung Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, Sabtu (10/9/2022) pagi.

Ketua PWI Kepri, Candra Ibrahim (tengah) memberikan cinderamata kepada Wali Kota Batam, HM Rudi dan Vassa Mustikahati dalam bincang rahasia Vassa Mustikahati, milenial Batam tembus kuliah ke luar negeri S2 Oxford University di lantai 4 Kantor Pemko Batam, Sabtu (10/9/2022). (F. dok pwi kepri)

Para peserta tampak antusias dengan keberhasilan dan cerita Vassa. Ia tak sungkan membeberkan rahasia belajar ke luar negeri.

Vassa merupakan putri bungsu pasangan Hardi S Hood dan Kustrini. Ayahnya merupakan mantan Anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Dapil Kepri.

Gadis kelahiran Bandung 25 Maret 1999, ini mengatakan, ia awalnya tak pernah berpikir kuliah di Universitas Indonesia (UI), Quensland University Australia bahkan Oxford Inggris.

Karena selama menempuh pendidikan terutama di tingkat SMA, dia mengaku sama dengan anak umum lainnya. Tak melulu belajar dan belajar.

Sebagian waktunya juga disisihkan untuk kegiatan lain dan berinteraksi dengan orang lain. Namun, dari segi porsi waktu belajar memang agak besar.

Yang selalu dia terapkan, kata Vassa, membuat jadwal setiap harinya. Jadwal yang telah dilalui kemudian dilakukan evaluasi, apakah sudah mencapai target atau belum.

Seremoni pembukaan bincang rahasia Vassa Mustikahati, kuliah ke luar negri S2 Oxford University, Inggris di lantai 4 Pemko Batam, Sabtu (10/9/2022). (F. dok pwi kepri)

Dari sana, maka akan diketahui sudah sejauh mana upaya kita melakukan suatu pekerjaan. Selanjutnya, jangan pernah takut untuk mencoba.

“Kita jangan pernah takut nyoba segila apapun cita-cita kita. Saya pun pas masuk UI, gak pernah berpikir bisa sampai di sana. Masa iya sih bisa? Tapi, saya berpikir mendingan gagal tapi kita sudah sempat nyoba,” ucap alumni SMA Juwita ini.

Apalagi alumni di sekolahnya, diakui Vassa belum ada yang pernah menembus kampus UI.

“Saya pengen temen-temen melakukan hal yang sama. Itu kita kejar, kita usahakan sebisa mungkin. Kita ikuti requirement-nya,” sebut Vassa.

Vassa menyebutkan, ada tiga hal yang perlu disiapkan untuk kuliah ke luar negeri. Pertama, tentu nilai akademik, kemampuan berkomunikasi terutama bahasa Inggris, serta berdoa hingga minta restu orang tua.

“Kalau ingin belajar di luar negeri, tentu kita harus bisa komunikasi bahasa Inggris dengan baik. Jangan lupa, kita dapatkan nilai yang terbaik. Selalu belajar dan maksimalkan usaha kita,” sebut Vassa.

Menurutnya, untuk masuk universitas yang terbaik, setidaknya harus punya modal bukti di atas kertas yang menegaskan kita bisa mampu belajar di sana.

“Jangan lupa berdoa dan restu orang tua. Selain maksimalkan kemampuan sendiri, kita harus percaya hal yang lebih besar. Saat kita punya mimpi tinggi, segila apapun itu, kalau kita sudah berdoa, Insya Allah hasilnya yang terbaik,” bebernya.

Vassa diterima pada program Master of Science in Education (Child Development and Education) di University of Oxford, Inggris.

Pada Juli 2022, Vassa diinyatakan lolos seleksi Beasiswa Perguruan Tinggi Utama Dunia dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dari Kementerian Keuangan RI. Ia pun mendapat bantuan perkuliahan selama di Oxford pada Oktober 2022 nanti.

Vassa sebelumnya mengambil program S1 kelas internasional Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) selama dua tahun. Kemudian, lanjut di The University of Queensland (UQ), Australia.

Di Australia, Vassa juga dapat beasiswa saat terinspirasi setelah kuliah program internasional di UI.

Kegiatan bincang cerdas ini, dibuka langsung Wali Kota Batam, HM Rudi dan dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Hendri Arulan serta Ketua PWI Kepri, Candra Ibrahim.

Ibu Vassa, Kustrini juga membeberkan bagaimana cara keluarga memberikan motivasi dan mendukung Vassa, menggali ilmu ke luar negeri.

Sebelum menutup acara, Vassa kembali menegaskan, jangan pernah takut mencoba sesuatu dalam usaha menggapai cita-cita yang diimpikan. Lebih baik mencoba dulu, walau gagal, kita akan mengetahui kelemahannya.

Kemudian jangan minder. Meski awalnya rasa itu pernah nyangkut di hatinya. Apalagi, pernah menjadi korban ejekan atau dibully. Bahkan pernah dicap sebagai anak yang bodoh di sekolah.

Namun, hal itu yang kemudian menjadi pelecut semangatnya untuk lebih keras belajar dan berusaha semaksimal mungkin.

“Mungkin kalau tidak di-bully, mungkin saya tak berada di depan seperti saat ini. Jadi, jangan dipikirkan, pokoknya jangan minder,” ujar Vassa sambil tertawa kecil.

Nah, dari pengalaman dan perjalanannya hingga titik saat ini, Vassa menganggap, tak ada yang tak mungkin, sepanjang apa yang kita kerjakan dan niatkan dikerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh.

“Tak ada yang tak mungkin. Yang penting usaha. Isi gap-gap yang ada di dalam diri kita. Kejar cita-cita sampai titik terakhir. Yang paling penting, selalu berdoa dan mendapat restu dari orang tua. Kuliah di mana pun, di dalam, di luar negeri tetap berusaha semaksimal mungkin,” kata Vassa.

Terakhir dia berharap, langkahnya kuliah di Oxford University di Inggris bisa membuka jalan bagi anak-anak Batam mengikuti jejaknya bisa kuliah ke luar negeri. Dia pun membuka diri menjadi tempat konsultasi bagi anak-anak Batam, yang ingin kuliah ke luar negeri.

“Saya anak Batam, dan mudah-mudahan membuka jalan bagi anak-anak Batam,” kata Vassa, yang suatu saat nanti ingin menerapkan semua ilmu yang didapatkannya untuk kemajuan dunia pendidikan di Batam, dengan mendirikan sekolah di Batam. (asa)