Gubernur, Manparekraf, dan Wakapolri Resmikan Gedung Lembaga Adat Melayu

Dari kiri: Gubernur Kepri, Ansa Ahmad; Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno; Wakapolri, Komjen Pol Drs Agus Andrianto SH MH; dan Kapolda Kepri, Irjen Pol Drs Yan Fitri Halimansyah MH berjalan beriringan pada peresmian Gedung LAM Kepri di Kawasan Gurindam 12 Tanjungpinang, Senin (5/8/2024).. (F. zek)

TANJUNGPINANG (Kepri.co.id) – Gubernur Kepri, Ansar Ahmad bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno serta Wakapolri, Komjen Pol Drs Agus Andrianto SH MH (Datok Seri Sakti Bhayangkara Utama) meresmikan Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepulauan Riau (Kepri) di Kawasan Gurindam 12 Tanjungpinang, Senin (5/8/2024).

Gedung LAM Provinsi Kepri yang diberi nama Balai Adat Seri Indera Sakti ini, merupakan salah satu wujud nyata perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri terhadap pelestarian budaya Melayu dengan anggaran sebesar Rp35,19 miliar.

Baca Juga: 17 Kerajaan Melayu Saksikan Penabalan Datok Seri Sakti Bhayangkara Utama kepada Wakapolri

Proses pembangunan gedung ini memperhatikan filosofi dan khasanah budaya Melayu. Nama yang dilekatkan tidak terlepas dari lambang tuah kebesaran Pulau Penyengat, agar turut memayungi Balai Adat ini.

Selain itu, Balai Adat ini dilengkapi bangunan pendukung bernama Gerai Astakona. Fungsi Gerai Astakona, sebagai gerai dimana bentuknya diilhami dari bentuk bangunan nobat di halaman Istana Kerajaan Riau Lingga, sebagai wadah pemberdayaan ekonomi lokal melalui produk khasanah Melayu.

Ansar menyebutkan, sejak dahulu masyarakat dari berbagai daerah dan provinsi banyak yang melakukan aktivitas di Kepri, karena posisinya yang strategis. Kemudian, dengan alasan perkawinan dan lainnya, sebagian tinggal dan berdomisili di Kepri.

Inilah menyebabkan, Kepri menjadi provinsi yang heterogen. Meski begitu, menurut Ansar, hampir tidak pernah ditemukan konflik horizontal antar agama, suku, dan lainnya.

“Hadirnya Gedung LAM ini, sebagai persembahan pemerintah untuk LAM Kepri dan masyarakat Melayu. Tidak hanya suku Melayu, namun ini akan menjadi tempat berhimpun semua suku duduk bersama, berdiskusi melestarikan adat budaya ke depan,” minda Ansar.

Ansar berpesan, mesti memiliki suku dan budaya heterogen, namun masyarakat hendaknya tetap berpegang teguh pada ungkapan: ‘di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung’.

“Mudah-mudahan, kebersamaan ini dapat dilanjutkan ke depan dan mudah-mudahan gedung ini jadi kebanggaan dan catatan sejarah tersendiri masyarakat Kepri,” tutupnya.

Baca Juga: Wakapolri Komjen Agus Dianugerahi Gelar Datok Seri Sakti Bhayangkara Utama

Sementara itu, Datok Seri Sakti Bhayangkara Utama Wakapolri, Agus Andrianto yang ditabalkan gelarnya pada Februari 2024 lalu, mengatakan, sejak dulu rumpun Melayu telah mewariskan kebudayaan secara turun-menurun, sebagai salah satu budaya tertua di Indonesia.

Tentunya juga, kontribusi besar Melayu pada momen penting sumpah pemuda yang menjadikan bahasa Indonesia, sebagai bahasa persatuan.

“Kita tahu sumbernya adalah bahasa Melayu. Dengan peresmian gedung ini, jadi momentum bersejarah sebagai wadah utama dalam komitmen menjaga dan mempererat tali persaudaraan,” ujar Wakapolri.

Sedangkan Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno, secara khusus mengapresiasi rancangan Pemprov Kepri dalam bentuk kawasan Gurindam 12.

Pembangunan gedung LAM yang bersebelahan dengan gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) yang juga baru diresmikan, kemudian juga integrasi dengan Balai Pengelolaan Ekraf yang juga akan dibangun Kemenparekraf di kawasan ini.

“Ini untuk memastikan eksistensi produk ekraf sebagai penggerak ekonomi, membuka lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh stakeholder terus bergerak menuju Indonesia Emas 2045. Dukung adat Melayu, sebagai salah satu destinasi wisata berbasis budaya,” pesan Menparekraf. (zek)