BATAM (Kepri.co.id) – Innalillahi, dunia pendidikan Batam berduka. Seorang siswa kelas 10 SMAN 1 Batam, Faza Rifqi Al Fahri meninggal dunia saat mengikuti kegiatan Pramuka, Sabtu (26/8/2023).
Faza sempat dilarikan ke Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam, namun tidak terselamatkan hingga akhirnya meninggal dunia.
Kepala Sekolah SMAN 1 Batam Bahtiar, mengatakan, pagi hari Faza tidak mengalami kejanggalan apa-apa. Sekitar pukul 10.00 WIB, ia sempat mengantar adik sepupunya ke sekolah. Dari keterangan keluarga, Faza juga tak memiliki riwayat sakit.
“Tiba-tiba ketika sampai di sekolah, ia merasa pusing. Kita juga meminta siswa yang tidak enak badan, tidak mengikuti pramuka pelantikan calon penegak kelas 10 ini. Faza saat itu memilih beristirahat di sekolah, ” ujar Bahtiar, Minggu (27/8/2023).
Dikatakan Bahtiar, saat itu sekolah juga sempat menghubungi keluarga menjemput Faza ke sekolah. Namun, Faza menolak pulang ke rumah dengan alasan, ini sekolah offline pertamanya.
Ketika sore hari, Faza kembali merasakan mual dan sempat mengalami muntah-muntah. Ia pun segera dilarikan ke RSBP, sebelum akhirnya meninggal di rumah sakit. “Kami mendapat kabar, meninggalnya anak kita sekitar pukul 21.40 WIB,” ungkapnya.
Kejadian ini mendapatkan perhatian serius dari Ketua DPRD Kota Batam, Nuryanto. “Kami mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya, atas meninggal dunia ananda Faza Rifqi Al Fahri. Semoga pihak keluarga diberikan kekuatan dan ketabahan,” tegasnya.
Politisi PDI Perjuangan, ini meminta pihak sekolah bisa memperhatikan dengan benar anak didik yang masuk dalam kategori kurang sehat dalam pelaksanaan kegiatan.
Meski yang bersangkutan mengatakan sanggup dan siap ikut kegiatan, seharusnya pihak sekolah (dalam hal ini Guru, red) bisa mengambil tindakan awal dan tegas. Sehingga, tidak sampai jatuh korban.
“Awasi betul anak didik kita. Jangan sampai mereka memaksakan diri, karena dampaknya sangat berbahaya,” tegasnya.
Pria yang akrab disapa Cak Nur ini, meminta kepada pihak SMAN 1 Batam melakukan evaluasi kegiatan Pramuka yang sudah dilakukan. Apakah kegiatan tersebut masuk dalam ketegori memberatkan pelajar atau tidak.
“Seharusnya diukur dan dinilai di awal. Kalau dianggap sangat memberatkan, kurangi sub-sub program kegiatannya. Jangan sampai jatuh korban nantinya,” tegasnya. (amr)