JAKARTA (Kepri.co.id) – Gubernur Kepri, H Ansar Ahmad menemui Menteri PPN/ Kepala Bappenas RI, Suharso Monoarfa untuk pengembangan kawasan Pulau Penyengat sebagai kawasan yang lebih memikat bagi wisatawan.
Pertemuan Gubernur Ansar dengan Menteri PPN/ Kepala Bappenas RI di Jakarta, Kamis (24/8/2023) itu, membawakan proposal melanjutkan apa yang sudah dilakukan pengembangan Pulau Penyengat tahun 2023 ini.
Dalam pertemuan tersebut, Ansar menjelaskan singkat sejarah Pulau Penyengat dan menjelaskan kondisi pulau yang pernah dijadikan ‘mas kawin’ oleh Sultan Mahmud Syah III kepada Engku Putri itu saat ini. Kemudian Ansar menjelaskan rencana pengembangannya.
Pulau Penyengat memiliki jejak sejarah peradaban Kerajaan Melayu dan nilai historis yang tinggi, dan dari Pulau Penyengat lah asal muasal bahasa Indonesia. Dengan warisan budaya dan nilai sejarahnya ini, pulau tersebut menjadi destinasi wisata unggulan bagi para wisatawan.
“Kita baru saja bertemu Kepala Bappenas, untuk mengajukan anggaran di 2024 terkait penataan Pulau Penyengat. Beberapa yang kita ajukan untuk di tata seperti Balai Adat, lanjutan Penataan Jalan Lingkar dan Pembangunan Monumen Bahasa Nasional,” kata Ansar, Jumat (25/8/2023).
Dijelaskan Ansar, untuk monumen, proposal yang diajukan Pemprov Kepri melalui Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Provinsi Kepri bernama Monumen Bahasa Melayu. Namun, Kepala Bappenas RI meminta agar namanya diubah menjadi Monumen Bahasa Nasional.
“Dengan permintaan perubahan nama tersebut, artinya rencana penataan Pulau Penyengat ini mendapat respons positif dari Pemerintah Pusat di tahun 2024,” kata Ansar.
Adapun proposal yang diajukan Pemprov Kepri kepada Pemerintah Pusat, terkait Usulan Pengembangan Infrastruktur dan Prasarana Sarana Pulau Penyengat sudah diajukan tertanggal 22 Agustus 2023, dengan nomor 6/791/DPKP-SET/2023 yang ditujukan kepada Wakil Presiden Republik Indonesia. Dengan tembusan kepada Menteri PPN/ Kepala Bappenas, Menteri PUPR RI dan Wakil Ketua Komisi V DPR RI.
Tujuan penataan Pulau Penyengat, untuk menjadikan Pulau Penyengat sebagai kawasan permukiman lebih representatif dengan melakukan peningkatan dan penataan prasarana, sarana, dan utilitas umum. Dengan harapan, bisa mewujudkan Pulau Penyengat sebagai kawasan objek wisata multifungsi.
Seperti kawasan wisata religi, wisata heritage, wisata zero carbon, dan wisata menulis. Selain itu, membuat kawasan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar Pulau Penyengat sebagai tempat berbisnis dan berbelanja, agar dapat meningkatkan taraf ekonomi di daerah tersebut.
Estimasi anggaran yang diperlukan untuk melakukan penataan lanjutan Pulau Penyengat di 2024 yang diajukan Pemprov Kepri kepada Pemerintah Pusat sebesar Rp93,621 miliar.
Dengan rincian sebesar Rp35 miliar untuk rehabilitasi kawasan balai adat, Rp33,121 miliar untuk peningkatan jalan lingkar sepanjang sekitar 3.669 meter, dan Rp25,5 miliar untuk pembangunan Monuman Bahasa Nasional. (hen)