BATAM (Kepri.co.id) – Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, mengimbau masyarakat tak perlu panik akan kebutuhan bakar minyak (BBM) dan liqued petroleum gas (LPG).
Selama Ramadan 1444 Hijriah atau 2023 Masehi, Pertamina sudah memastikan stok dan penyaluran BBM dan LPG bersubsidi di Batam khususnya serta Kepri umumnya tercukupi dan aman.
Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut Raih Penghargaan Dharma Karya ESDM Muda Tahun 2022
“Kami juga telah menambah pasokan LPG 3 Kg sebanyak 12.000 tabung gas pada Selasa (21/3/2023) lalu, bekerja sama dengan Disperindag Kota Batam,” ujar Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria, Jumat (24/3/2023).
Susanto menjelaskan, sebelumnya, Pertamina bersama Disperindag telah mengadakan kegiatan operasi pasar di sembilan kecamatan di Kota Batam.
Lokasi penambahan pasokan LPG 3 Kg itu di Kecamatan Sekupang, Bengkong, Batam Kota, Sagulung, Nongsa, Batuaji, Seibeduk, Batuampar, dan Lubukbaja.
Selain itu, Pertamina juga akan menambah pasokan LPG 3 Kg, sebanyak 3 persen di Batam serta 4 persen ke Kabupaten Karimun dari pasokan normal.
“Ingat, LPG 3 Kg merupakan LPG bagi masyarakat kurang mampu, usaha mikro, nelayan sasaran, serta petani sasaran. Bukan untuk pelaku usaha berskala besar,” ujarnya.
Diungkapkan Satria, kuota LPG 3 Kg aman untuk Batam dan Kepri. Apalagi, pada Sabtu (25/3/2023) dan Minggu (26/3/2023) Pertamina menambah pasokan gas LPG subsidi sebanyak 34.160 tabung di Batam dan 8.400 tabung di Karimun.
“Hal ini dilakukan, untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan gas LPG selama Ramadan,” jelas Satria.
Satria mengimbau, supaya masyarakat bijak menggunakan BBM dan LPG subsidi. Selain itu, imbuhnya, masyarakat tidak perlu panik dan khawatir atas ketersediaan BBM dan LPG bersubsidi di Kepri.
“Masyarakat tak perlu melakukan panic buying, kini distribusi LPG sudah lancar. Beli secukupnya, jangan menimbun maupun menjual kembali,” tegasnya.
Lebih lanjut, Satria menuturkan, beberapa waktu lalu ramai di media, masyarakat kesulitan mendapat LPG 3 Kg. Menurutnya, itu lebih kepada faktor panic buying dan adanya sektor rumah tangga mampu, masih menggunakan gas LPG subsidi.
Selain itu, masih banyak ditemukan usaha menengah ke atas khususnya jasa kuliner, masih menggunakan LPG 3 Kg hingga menyetoknya dalam jumlah lebih dari lima tabung.
“Hal itu jelas tidak diperbolehkan. Akibatnya, masyarakat kecil dan pelaku UMKM, tak kebagian gas LPG subsidi, karena kosong di lapangan,” ungkap Satria.
Satria menambahkan, pihaknya telah menyediakan alternatif produk gas LPG yang lebih berkualitas bisa dimanfaatkan masyarakat mampu dan sektor usaha menengah ke atas, menggunakan LPG Bright Gas.
“Gunakan Bright Gas ukuran 5,5 kg serta ukuran 12 kg, mempunyai beberapa keunggulan dan tetap hemat. Di bulan Ramadan yang baik serta penuh berkah ini, mari gunakan energi dengan bijak, jangan rampas hak masyarakat yang berhak menikmati subsidi,” ujar Satria.
Sebab, ucapnya, Pertamina sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah, Disperindag, aparat penegak hukum, agar mendukung kelancaran distribusi energi kepada masyarakat.
“Secara stok dan distribusi BBM dan LPG subsidi lancar, maka perlu edukasi tegas aparat penegak hukum dan pemerintah daerah menindak seluruh pihak, yang menyalahgunakan LPG subsidi yang bukan peruntukannya,” kata Satria.
Jika masyarakat menemukan penyalahgunaan dalam distribusi BBM dan LPG subsidi, pesan Satria, agar segera melapor ke aparat berwenang.
Atau, lanjut Satria, dapat menghubungi Pertamina Call Center 135. “Pertamina tidak segan-segan menindak tegas pihak lembaga penyaluran Pertamina yang menyalahi ketentuan, dengan menjual LPG di atas harga eceran tertinggi,” tutupnya. (now)