NEW YORK CITY (Kepri.co.id – Xinhua) – General Motors (GM) melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 1.000 karyawan divisi perangkat lunak (software) dan layanan mereka di seluruh dunia, membalikkan sebagian perekrutan besar-besarannya dalam beberapa tahun terakhir. Papar laporan The Wall Street Journal (WSJ) pada Senin (19/8/2024) mengutip seorang narasumber yang mengetahui hal tersebut.
PHK ini mencakup sekitar 600 orang yang berbasis di sekitar kantor pusat perusahaan tersebut di Detroit, sementara angka total PHK tidak diketahui, menurut laporan itu.
Baca Juga: Meski Inflasi Mereda, Masyarakat AS Masih Resah Soal Ekonomi
GM mempekerjakan ribuan pegawai bergaji tetap (salaried worker) di bidang perangkat lunak dan bidang teknologi lainnya, dalam beberapa tahun terakhir.
Kini, produsen-produsen mobil konvensional mulai melirik opsi mengembangkan kendaraan yang lebih pintar yang dapat diperbarui layaknya smartphone, kata laporan tersebut.
“PHK ini terjadi sekitar dua bulan setelah GM menunjuk dua mantan eksekutif Apple, memimpin divisi yang berfokus pada aspek digital dari bisnisnya. Seperti kendaraan terhubung (connected vehicle), infotainment, dan sistem asistensi pengemudi canggih (advanced driver-assistance system/ ADAS),” sebut laporan WSJ.
Pada Juni 2024, GM mempromosikan dua mantan eksekutif Apple, Baris Cetinok dan Dave Richardson, untuk menjalankan bisnis perangkat lunak dan layanannya.
Keduanya direkrut tahun lalu di bawah arahan Mike Abbott, mantan eksekutif Apple lainnya, yang mengundurkan diri sebagai kepala perangkat lunak GM pada Maret 2024 lalu karena alasan kesehatan.
Baca Juga: Inflasi Mereda, Federal Reserve AS Pertahankan Suku Bunga di Angka 5,25-5,5 Persen
PHK ini terjadi setelah Cetinok dan Richardson melakukan tinjauan ulang terhadap divisi perangkat lunak produsen mobil tersebut, dan memutuskan untuk merampingkan operasionalnya, demikian menurut seorang narasumber yang mengetahui hal tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, GM dan para produsen mobil konvensional lainnya, berlomba-lomba mengejar ketertinggalan mereka dari para pesaing seperti Tesla dan perusahaan rintisan kendaraan listrik yang berbasis di China, dengan mengembangkan perangkat lunak yang dapat menambah fitur atau menyempurnakan pengoperasian kendaraan melalui pembaruan nirkabel, ungkap laporan itu.
Baca Juga: Pasar Tenaga Kerja Melemah, Tingkat Pengangguran di AS Naik Jadi 4,3 Persen
Perusahaan-perusahaan otomotif sedang mengejar pertumbuhan pendapatan dengan membujuk para pemilik mobil, mendaftarkan diri untuk pembaruan dan layanan kendaraan. Seperti hands-free driving (mengemudi tanpa mengharuskan tangan berada di kemudi), serta fitur-fitur lain yang mengotomatisasi beberapa fungsi pada situasi tertentu, tambah laporan WSJ. (amr/ xinhua-news.com)