BP Batam Identifikasi Sambungan Liar Air Non Meteran, Angka Kehilangan 20 Persen

Direktur Badan Usaha SPAM BP Batam, Denny Tondano (baju coklat) memimpin rapat pembahasan sambungan ilegal air non meteran dengan stakeholder, Kamis (16/3/2023). (F. dok humas bp batam)

BATAM (Kepri.co.id) – Badan Usaha Sistem Pengelolaan Air Minum (BU SPAM) Badan Pengusahaan (BP) Batam, menindaklanjuti angka kehilangan air di wilayah kerja SPAM Batam mencapai l 20 persen.

Hal ini dibahas dalam pertemuan BU SPAM dengan stakeholder, terkait pembahasan illegal connection (sambungan liar) dan rencana penindakan terhadap kegiatan sambungan liar di wilayah kerja SPAM Batam.

Baca Juga: Layanan Air Bersih Macet, Warga Kampung Belimbing Curhat ke Dewan

Selanjutnya akan dibentuk Tim Identifikasi Kehilangan Sambungan Air yang terdiri dari POM TNI Angkatan Darat, POM TNI Angkatan Laut, Polresta Barelang, Kejaksaan Negeri Batam, Satuan Polisi Pamong Praja, Direktorat Pengamanan BP Batam, dan PT Air Batam Hilir sebagai konsorsium pelaksana.

Direktur Badan Usaha SPAM BP Batam, Denny Tondano, mengatakan, terdapat total kehilangan air di Batam hampir 500 liter/detik.

BU SPAM BP Batam dengan stakeholder foto bersama usai pembahasan sambungan liar air non meteran, Kamis (16/3/2023). (F. dok humas bp batam)

“Jika 500lt/dt ini bisa diamankan, kita surplus 200lt/dt. Kami telusuri dan cari, kehilangan yang cukup besar,” kata Denny.

Ia mengatakan, saat ini angka kehilangan air Batam masih ada di angka 19-20 persen. Sebagai pembanding, ia menuturkan, tingkat kehilangan air di DKI Jakarta berkisar 40 persen, Jawa Barat 38 persen, Singapura masih juga di angka 9 persen.

“Angka kita memang lebih baik dari Jakarta dan Jabar, tapi kita terus mau tingkatkan dengan target, ya… dekat lah dengan tetangga. Ini acuan kita,” kata Denny.

Lebih lagi, Denny menjabarkan, kondisi spesifik kehilangan air di Batam terdeteksi, terbesar ada di wilayah Duriangkang – Jodoh – Nagoya – Sengkuang.

“Jodoh kita indentifikasi 26 persen air hilang. Kami kirimkan sebanyak 241,005 lt/dt, yang terbaca di meteran hanya 178,341 lt/dt saja. Artinya, teridentifikasi kehilangan air yang besar di wilayah ini, menyebabkan kekurangan air di wilayah tersebut (Jodoh),” terang Denny.

“Kondisi ini akan merugikan masyarakat dan negara. Siapa yang paling terdampak adalah masyarakat, tetangganya yang justru terdampak bisa jadi debit air lebih sedikit. Air terserap untuk kegiatan illegal melalui sambungan tanpa meteran,” imbuh Denny.

Menurutnya, dari total 2.136 sambungan tanpa meter (illegal inspection & connection) dan baru 900-an dilakukan pemutusan. Sehingga, masih ada 1.000-an lebih sambungan liar yang terdeteksi.

Dengan kondisi tersebut, ia mengajak instansi terkait bersinergi, memberikan masukan saran dan dukungan untuk menindaklanjuti hal tersebut.

“Tujuan kami menekan kehilangan air dan mengedukasi masyarakat. Arahan Kepala BP Batam, Bapak Muhammad Rudi adalah pelayanan air harus bagus, semua harus terlayani dengan baik. Inilah kenapa kami bergerak,” ungkap Denny

Mudah mudah, kata Denny, dalam 1 – 2 minggu bisa diturunkan menjadi 18 persen. “Untuk itu, kami butuh kerja sama dan sinergi bapak-bapak,” pinta Denny.

Sementara itu, Kepala Satuan Pemerika Intern BP Batam, Konstantin Siboro, mengatakan, sangat disayangkan kondisi kehilangan air yang terjadi. Ia harapkan, dapat segera ditangani sesuai aturan yang berlaku.

“Banyak keluhan masyarakat tentang kekurangan air, tapi di sisi lain kegiatan ilegal pencurian air juga makin marak. Ini yang harus segera ditindaklanjuti. Ada kerugian bagi masyarakat dan juga negara,” kata Siboro.

Dalam pertemuan ini hadir perwakilan dari pihak Kepolisian, TNI, dan Satpol PP Kota Batam, yang juga siap bersinergi dengan upaya penyelamatan air Batam.

Menurutnya, bila terbukti kehilangan air diindikasikan karena perbuatan ilegal, artinya telah masuk ranah pencurian, maka ini sudah masuk tindakan melawan hukum.

“Kami dari kepolisian siap mengawal dan membantu mensosialisasikan kepada masyarakat. Kami siap mendukung,” kata perwakilan dari Polresta Barelang.

Semua masukan dan saran yang disampaikan stakeholder, akan menjadi bahan pertimbangan bagi BU SPAM dalam menyusun langkah-langkah ke depan, untuk menyelamatkan kondisi kehilangan air yang terus meningkat.

Hal ini sejalan dengan amanah Kepala BP Batam, Muhammad Rudi untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan air di Kota Batam.

BU SPAM mengajak masyarakat yang menyaksikan potensi-potensi pemasangan illegal connection, dapat melaporkan melalui nomor pengaduan 0778-5700000 atau pesan WhatsApp 08117780155. (asa)