Pemerintah Siapkan Relokasi, Masyarakat Rempang Dapat Rumah Tipe 45 Tanah 200 Meter

Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia memberikan penjelasan masyarakat yang direlokasi dampak pengembangan kawasan Pulau Rempang Eco-City, mendapat rumah tipe 45 dengan luas tanah 200 meter persegi. (F. dok humas bp batam)

BATAM (Kepri.co.id) – Pemerintah melakukan relokasi masyarakat yang bermukim di Rempang, untuk memudahkan pengembangan kawasan Pulau Rempang Eco-City.

Masyarakat yang direlokasi, mendapatkan rumah tipe 45 dengan luas tanah 200 meter persegi.

Hal itu dibahas Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia memimpin rapat koordinasi pemantapan rencana investasi hilirisasi pabrik kaca dan solar panel di Pulau Rempang yang berlangsung di Hotel Marriott Batam, Minggu (13/8/2023).

Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia (kanan) berdialog dengan Kepala BP Batam, Muhammad Rudi membahas investasi pengembangan Pulau Rempang. (F. dok humas bp batam)

Keterlibatan masyarakat akan maksimal. Industri di sana nantinya, akan membuka sekitar 30 ribu lapangan pekerjaan. Masyarakat Kepri, khususnya dari Pulau Rempang akan menjadi prioritas.

“Ini menjadi fokus pemerintah dalam memberikan harapan kepada generasi penerus,” ujar Bahlil dalam rapat koordinasi yang didampingi Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi.

Sesuai hasil rapat koordinasi, Bahlil menyampaikan jika rencana relokasi untuk masyarakat tetap akan berjalan.

Namun, relokasi tersebut tetap memperhatikan dan menghargai hak masyarakat yang bermukim di sana.

“Akses jalan yang baik, agar aktivitas bisa berjalan. Hak-hak rakyat tetap dihargai. Apalagi, rakyat yang sudah punya alas hak seperti punya sertifikat,” ujar Bahlil.

Bahkan, lanjut Bahlil, kalau ada sekelompok orang yang masuk dengan cara semi-semi terang, biarkan aparat keamanan yang menyelesaikan dengan prosedur berlaku.

“Saya bersama Wali Kota sekaligus Kepala BP Batam sudah bertemu langsung dengan masyarakat Rempang. Saya sampaikan ke masyarakat, rencana pengembangan ini harus dilakukan dalam mendorong investasi,” ujar Bahlil.

Ia memaparkan, pengembangan Pulau Rempang sebagai kawasan ekonomi baru atau The New Engine of Indonesian’s Economic Growth dengan konsep “Green and Sustainable City,” bakal mendatangkan banyak manfaat.

Salah satunya membuka lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat.

Tidak hanya itu, para generasi muda di Pulau Rempang akan mendapatkan pelatihan (kursus) atau edukasi khusus di bidang industri kaca dan solar panel.

Sehingga, kebutuhan sumber daya manusia (SDM) mendukung pengembangan Rempang Eco-City dapat terpenuhi dengan baik. (rud)