BATAM (Kepri.co.id) – Ombudsman RI Perwakilan Kepri sebagai lembaga pengawasan pelayanan publik, terus melakukan pemantauan pelayanan air bersih, yang belakangan ini banyak disorot masyarakat sejak peralihan dari PT Adya Tirta Batam (ATB) ke Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Batam.
Salah satu pengawawan yang dilakukan, inspeksi mendadak (sidak) ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) baru di Mukakuning yang baru saja dirampungkan SPAM Batam.
”IPA Mukakuning saat ini sudah selesai dibangun dan sedang masa percobaan. Mudah-mudahan dapat segera difungsikan secara maksimal, untuk mengurangi stress area khususnya di wilayah Batam Center dan Bengkong,” ujar Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Kepri Dr Lagat Siadari di lokasi sidak, Senin (11/9/2023).
Diketahui IPA Mukakuning memiliki kapasitas produksi hingga 400 Liter per detik (lpd) ini, akan menyuplai air ke wilayah Batam Center sehingga IPA Duriangkang akan fokus menyuplai air ke wilayah Bengkong. Meskipun demikian, tak dapat dipungkiri beberapa wilayah yang lebih tinggi masih akan terdampak.
Berdasarkan pemantauan Ombudsman RI Perwakilan Kepri, IPA Mukakuning saat ini dilengkapi sistem digitalisasi terkait produksi air, pengukur potential of hydrogen (PH), kejernihan air, dan sebagainya.
”Kami lihat tadi cukup canggih. Semoga saja sumber daya manusianya juga mumpuni dan perawatannya dapat dilakukan dengan baik terus-menerus,” harap Lagat.
Selain sidak, Ombudsman RI Perwakilan Kepri pun terus melakukan komunikasi dengan Direktur SPAM Batam, Denny Tondano untuk mendapatkan informasi terkait wilayah lain yang bermasalah, terhadap pendistribusian air.
”Kami dapati informasi, wilayah Bengkong Wahyu yang saat ini tertunda penyambungannya akan segera direalisasikan. Untuk wilayah lainnya, SPAM Batam akan melakukan penambahan IPA di Duriangkang. Untuk Rempang, ada Monggak di mana air akan dipasok dari Segong. Untuk wilayah Tiban, SPAM Batam akan mencoba IPA mobiler kekuatan 20 lpd yang diharapkan dapat membantu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Lagat mengungkapkan, pihaknya akan memastikan produksi air di Batam semakin bertambah.
”Masalah saat ini pada disuplai air. Kami akan lakukan monitoring untuk memastikan produksi air tidak menurun, dan perawatan dilakukan dengan baik. Jika perawatannya tidak dilakukan dengan baik, berdampak pada pendistribusian air ke masyarakat,” jelas Lagat.
Kepada masyarakat, Lagat pun berpesan agar bijak menggunakan air, karena masih ada sebagian masyarakat yang terdampak jika sebagian lainnya melakukan pemborosan.
”Kepada masyarakat, silakan melapor jika temui berbagai masalah terikait suplai air ini. Kami tahu, masih ada wilayah-wilayah yang menjadi stress area tidak mendapatkan air selama 24 jam. Untuk masyarakat yang tidak terdampak, harap bijak menggunakan air, jangan melakukan pemborosan karena akan berdampak pada wilayah lainnya,” tuturnya. (amr)