Cak Nur Pesan jadikan Sekolah Nyaman, Rumah Kedua bagi Siswa

Ketua DPRD Batam, Nuryanto SH MH. (F. asa)

BATAM (Kepri.co.id) – Tahun ajaran baru di Batam kembali dimulai, Senin (10/7/2023). Termasuk bagi siswa baru dan menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) tahun ajaran 2023/ 2024.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam, Nuryanto meminta seluruh satuan pendidikan bisa melaksanakan MPLS dengan kegiatan menarik, edukatif, tanpa membebani peserta didik baru maupun orangtua wali murid, serta melakukan pengawasan secara maksimal.

Baca Juga: Ciptakan Generasi Sehat dan Cerdas, Ketua DPRD Batam Apresiasi Batam Peringkat Pertama Penanganan Stunting

Dengan pengawasan ini, menghindari tindakan perundungan terhadap siswa baru di sekolah. Untuk itu, Cak Nur sapaan Nuryanto, meminta para pihak menjadikan sekolah tempat yang nyaman karena sekolah merupakan rumah kedua bagi para siswa.

“Saya sangat berharap MPLS yang dimulai hari ini, bisa dijalankan kreatif, edukatif, serta tidak sampai membebani orangtua. Termasuk pengawasan menghindari adanya aksi perundungan terhadap siswa baru,” tegas politisi PDI Perjuangan ini.

Sebagaimana diketahui, MPLS merupakan sarana mengenalkan siswa baru dengan lingkungan serta warga sekolah. Sekaligus sebagai ajang menggali potensi diri siswa dan membantu menumbuhkan semangat cara belajar, serta menanamkan kepribadian yang baik.

Untuk itu, tambah Cak Nur, jika ditemukan atau adanya laporan hal-hal yang dianggap melanggar ketentuan, DPRD Batam siap memberikan teguran tertulis maupun melakukan penghentian MPLS di sekolah yang dimaksud.

“DPRD Batam bersama Pemerintah Kota (Pemko) Batam, akan melakukan koordinasi serta pengawasan menghindari ha-hal yang tidak diinginkan terjadi. Terlebih lagi, jika sampai ada tindakan kekerasan atau perundungan terhadap siswa baru. Hal ini jangan sampai terjadi dengan alasan apapun, tidak dibenarkan,” tegasnya.

Cak Nur berharap, selama masa pengenalan lingkungan sekolah, siswa baru harus merasa aman dan nyaman ketika berada di sekolah yang dipilihnya.

Sekolah pilihannya jangan sampai menjadi tempat yang menakutkan dan membuat trauma yang berdampak pada psikologis.

“Sekolah harus menjadi tempat yang nyaman dan tenang untuk mereka belajar, karena sekolah seakan menjadi rumah kedua bagi para siswa,” ujarnya. (rud)