Cegah Berita Hoax Jelang Pemilu Serentak 2024

Koordinasi lintas sektoral Polri bersama KPU, Bawaslu, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dan Dewan Pers membahas dinamika menjelang Pemilu serentak 2024 di Kantor Dewan Pers, Selasa (10/1/2023). (F. dok humas polri)

JAKARTA (Kepri.co.id) – Polri bersama KPU, Bawaslu, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dan Dewan Pers menggelar rapat koordinasi terkait dinamika jelang Pemilihan Umum (Pemilu) serentak yang digelar tahun 2024 mendatang.

Dalam rapat ini, Polri diwakili Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo. “Polri telah menyiapkan operasi pengamanan Pemilu 2024 dengan sandi Operasi Mantap Brata,” kata Dedi di Dewan Pers, Selasa (10/1/2023).

Baca Juga: Teken MoU dengan KPU, Kapolri Minta Jaga Persatuan Kesatuan di Pemilu 2024

Dedi menuturkan, berdasarkan riset dari Kominfo, memasuki tahun politik, penyebaran berita bohong atau hoax semakin banyak di media sosial.

Ia pun mengharapkan pertemuan antar stakeholders, ini rutin dilakukan guna membahas persiapan pengamanan Pemilu 2024, agar berjalan aman dan lancar.

Diskusi lintas sektoral Polri, KPU, Bawaslu, KPI, PWI, dan Dewan Pers membahas koordinasi menjelang Pemilu serentak 2024 di Kantor Dewan Pers, Selasa (10/1/2023). (F. dok humas polri)

“Diharapkan pertemuan ini tidak berhenti di sini, dan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat,” ujarnya.

Untuk Polri, Dedi menuturkan, pihaknya akan melakukan focus group discusion (FGD) yang diikuti 34 Polda secara hybrid.

Pertemuan ini, untuk membahas langkah edukasi kepada masyarakat, agar dapat menyaring informasi atau berita hoax menjelang pemilu serentak 2024.

“Januari ini akan mengadakan FGD diikuti 34 Polda secara hybrid, untuk dapat memberikan edukasi kepada masyarakat agar dapat menyikapi berita-berita hoax menjelang pemilu,” katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pers, M Agung Dharmajaya, mengatakan, dalam persiapan penyelenggaraan Pemilu 2024, pihaknya sudah melaksanaan penandatanganan MoU dengan Bawaslu, terkait dengan kasus-kasus sengketa pers.

Baca Juga: KUHP Tidak Berlaku untuk Kegiatan Kemerdekaan Pers

Anggota Dewan Pers, Yadi Hendriana, mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan 20 orang yang tergabung dalam tim pengaduan dalam persiapan pemilu 2024, dengan proyeksi 1.500 pengaduan di tahun 2023.

“Baru saja dirilis bahwa Twitter akan lebih ketat dalam hal pengawasan, namun diantisipasi terkait pengalihan pemberitaan di Instagram dan TikTok,” katanya.

Dari pihak KPI melalui Wakil Ketuanya, Mulyo Hadi Purnomo, mengatakan, jelang pelaksanaan Pemilu 2024, nantinya akan banyak TV digital yang hadir dan belum sepenuhnya dalam pengawasan KPI.

“Sudah dilakukan rapat pleno dan sudah dibahas, terkait anggaran pengawasan TV digital yang akan menyiarkan tahapan pemilu,” ujarnya.

KPI juga akan memberikan sosialisasi kepada KPID, agar berkolaborasi dengan KPU dan Bawaslu, guna mencegah adanya penyiaran yang dapat mengganggu keamanan dan kelancaran Pemilu.

Perwakilan KPU, Dohardo Pakpahan, mengharapkan media turut mengawal dan tidak memberi benturan dengan instansi yang lain jelang pemilu 2024.

Baca Juga: Bawaslu Nyatakan Berkas 17 Balon DPD Dapil Kepri Lengkap

Perjanjian atau MoU juga sudah dilakukan, diharapkan terjadi sinergitas mewujudkan pemilu 2024 yang damai dan sejuk.

Dari Bawaslu menyampaikan, pihaknya akan membahas antisipasi kampanye yang curi start dan di luar jadwal. Hal ini dilakukan, agar tak ada gesekan.

Selain itu, Bawaslu sudah berkoordinasi dengan pihak Kominfo, guna mengatur banyaknya media digital.

Perwakilan KPI, Nurjaman Mochtar, mengatakan, fenomena yang terjadi saat ini di media sosial, konten dibalas dengan konten.

Untuk itu, KPI meminta Dewan Pers sebaiknya membuat Undang-undang terkait dengan media sosial atau peraturan Dewan Pers, bagi yang melakukan siaran di siaran lainnya. (asa)