Kemiskinan di Kepri Turun 29.200 Jiwa

Gubernur Kepri, Ansar Ahmad dan Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerja Sama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan, Muhammad Mardiono (kanan) berdiskusi di Graha Kepri Kota Batam, Sabtu (2/9/2023). (F. dok humas pemprov kepri)

BATAM (Kepri.co.id) – Kemiskinan di Provinsi Kepri tahun 2021 masih terdapat 41.300 jiwa, tahun 2022 turun menjadi 29.200 jiwa atau berkurang hingga mencapai 12.100 jiwa.

“Dengan kata lain, jika sebelumnya angka kemiskinan di Kepri ada di kisaran 1,74 persen, saat ini masih ada 1,2 persen. Inilah yang masih harus diselesaikan,” ujar Gubernur Kepri, Ansar Ahmad berdiskusi dengan Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerja Sama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan, Muhammad Mardiono di Graha Kepri Kota Batam, Sabtu (2/9/2023).

Pertemuan berlangsung akrab tersebut, membahas kemiskinan dan ketanahan pangan dan solusinya. Dikatakan Gubernur Ansar, secara umum persoalan kemiskinan dan ketahanan pangan di Kepri, sepanjang tahun 2022 lalu, terus mengalami perbaikan. Terutama dari sisi jumlah masyarakat miskin dan juga upaya penguatan ketahanan pangan dan pertanian.

Untuk permasalahan kemiskinan ekstrem, secara umum di Kepri terus mengalami penurunan. Tak lupa, Gubernur Ansar menyampaikan, banyak hal terkait pembangunan di Kepri.

Salah satunya program penyambungan listrik ke masyarakat pulau-pulau, program mikro ekonomi berupa pinjaman modal usaha dengan bunga nol persen. Hingga program gerakan menanam cabai dengan memanfaatkan pekarangan rumah.

Terkait ketahanan pangan, Kepri memang memiliki tantangan tersendiri dalam upaya penguatan ketahanan pangan dan juga pertanian. Salah satunya, belum mampu memenuhi sendiri secara mandiri dan masih bergantung pada pasokan dari luar daerah.

Berikutnya, ketersediaan lahan pertanian di Kepri sangat terbatas. Hal itu ditambah dengan keberadaan lahan yang dikelola para petani yang sebagiannya adalah lahan pinjam pakai dan bukan milik sendiri. Sehingga, menyulitkan upaya pengembangan pertanian yang berkelanjutan.

Menurut Gubernur Ansar, di Kepri kondisi kualitas tanahnya adalah marjinal. Dimana tanah tersebut membutuhkan banyak asupan pupuk dan sentuhan teknologi. Sementara ketersediaan pupuk sendiri terbatas dan belum ada distributor lokalnya.

Terakhir, Kepri menghadapi permasalahan ketersediaan air untuk pertanian yang terbatas di pulau-pulau dan harus dibagi dengan kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga.

“Ini masih ditambah dengan rentang kendali antar pulau yang cukup jauh, sehingga membutuhkan biaya distribusi yang cukup mahal,” jelas Gubernur Ansar.

Sedangkan Mardiono mengatakan, berdasarkan Keputusan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah, dirinya terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah, serta terjun langsung melihat ke lapangan, guna membahas berbagai permasalahan terkait pengentasan kemiskinan dan ketahanan pangan.

“Koordinasi seperti ini memang akan terus dilakukan, termasuk dengan Pemerintah Provinsi Kepri, guna bersama-sama menyelesaikan permasalahan terkait pengentasan kemiskinan dan ketahanan pangan tersebut,” jelasnya.

Program ketahanan pangan juga akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/ SDGs), yang telah diprioritaskan pemerintah. Di mana, salah satu targetnya pengentasan kemiskinan dan ketahanan pangan bisa berjalan dengan baik.

Pada kesempatan tersebut, dilakukan penyerahan cinderamata dari Gubernur Kepri, Ansar Ahmad kepada Muhammad Mardino dan sebaliknya. Acara diakhiri sesi foto bersama, seluruh peserta dan tamu undangan yang hadir. (hen)