BATAM (Kepri.co.id) – Ketua Persatuan Pedagang Pisang dan Gorengan (Pegang Pisgor) Kota Batam, Yusril Koto, memperkirakan sebanyak 600 ton pisang masuk memenuhi pasar Batam setiap bulannya.
Jumlah pisang sebanyak itu berasal dari Kalimantan (jenis pisang Kepok), Medan (jenis Barangan, Lilin, dan Kepok), Jambi dan Tembilahan (pisang Lilin, Barangan, Kepok, Tandok, Raja, Ambon, 40 Hari), serta dari Palembang (jenis pisang Lilin, Kepok, Ambon).
“Pisang tersebut masuk melalui Pelabuhan Punggur, Jembatan 6 Barelang, Kampung Bagan Tanjungpiayu, Pantai Stres Jodoh, dan lainnya,” ujar Yusril, Bos Grosir Pisang Rasaki Nazwa di Ruko Grand BSI Batam Centre, Rabu (1/6/2022).
Menurutnya, jika dihitung harga jual pisang rata-rata Rp7 ribu per kilo, maka perputaran uang dari distribusi pisang di Batam mencapai Rp4,2 miliiar per bulan.
“Itu baru harga jual di tingkat pengecer, belum harga jual setelah pisang menjadi produk olahan,” ujar Yusril yang juga aktivis Kepri Government Watch ini.
Pisang lilin, pisang kepok, dan pisang tandok merupakan bahan mentah produk olahan yang dibutuhkan diperkirakan sebanyak 3 ribu pelaku usaha gorengan pisang, pisang keju, pisang krispi, pisang coklat, dan, kripik pisang yang dijumpai banyak tempat di Batam.
Baca Juga: 3.000 Pedagang Pisang dan Gorengan Butuh Dukungan Bapak Angkat Pulihkan Ekonomi
“Namun pandemi Covid-19 berimbas pada penurunan volume distribusi pisang mencapai 40 persen. Untuk itu, perlu sumbangsih pemikiran dan tindakan nyata Pak Walikota Batam, untuk meningkatkan usaha pedagang pisang dan gorengan, agar bangkit dari kelesuhan ekonomi pasca pandemi Covid-19,” ujar Yusril berkepala plontos ini.
Secara khusus, Yusril Koto meminta Walikota Batam untuk dapat menjadi bapak angkat, guna meningkatkan ekonomi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), khususnya pedagang pisang dan gorengan yang tergabung dalam Pegang Pisgor.
“Jika tidak ada aral melintang, insya Allah dalam waktu dekat ini Pegang Pisgor akan dideklarasikan,” ungkap Yusril.
Yusril membeberkan, Pegang Pisgor selain memberi kontribusi dalam mengurangi persentase penduduk miskin Kota Batam pada Maret 2021 sebesar 5,05 persen, akan meningkat 0,30 persen dibandingkan kondisi Maret 2020.
“Juga akan menaikkan jumlah orang yang bekerja pada kegiatan informal, yang pada Agustus 2021 turun 0,97 persen dibandingkan Agustus 2020. Caranya, melalui program pendampingan dan kemitraan pola bapak angkat,” ungkap Yusril.
Program sinergi Pegang Pisgor dan Walikota Batam sebagai bapak angkat, lanjut Yusril, sangat membantu pedagang pisang, pelaku usaha gorengan, usaha gorengan pisang krispi, pisang keju, gorengan pisang coklat, dan kripik pisang melalui bantuan subsidi bahan mentah, harga bahan baku, dan subsidi biaya pembuatan gerobak.
“Saya yakin, ini dapat menggairahkan jajanan kuliner Kota Batam,” ujar Yusril. (asa)