JAKARTA (Kepri.co.id) – Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, Irjen Firman Shantyabudi, terus menyiapkan pengamanan dalam pergelaran Presidensi G20 yang akan digelar di Bali.
Operasi pengamanan ini, nantinya akan menjadi operasi terpusat yang akan melibatkan banyak stakeholders.
“Bapak Kapolri memberikan arahan, operasi ini sifatnya kewilayahan sekarang ditarik menjadi demokrasi terpusat. Artinya beliau melihat satu potensi kesiapan yang jauh lebih besar harus kita laksanakan, sehingga dapat mengangkat struktur organisasi ini menjadi operasi terpusat,” ujar Firman dalam keterangannya, Selasa (27/9/2022).
Firman menuturkan, operasi ini disiapkan mulai dari kegiatan bersifat preventif seperti penjagaan-penjagaan, pengaturan, mencadangkan kegiatan yang bersifat kontingensi, sampai dengan penanggulangan bencana.
Semuanya akan dijaga sedemikian rupa, untuk memberikan kenyamanan dan keamanan tanpa adanya ketakutan di masyarakat.
Baca Juga: Polri Siapkan 5.746 Personel, Amankan Pelaksanaan KTT Presidensi G20
Dalam pengamanan ini, Polri akan memanfaatkan teknologi yaitu kendaraan listrik baik roda dua maupun roda empat. Pemanfaatan ETLE secara koordinatif dan kolaboratif, menggunakan kamera-kamera di Bali juga dilakukan untuk memantau setiap wilayah.
“Ini satu langkah besar menangani satu lalu lintas, bisa memanfaatkan kamera-kamera ini dengan banyak hal, dengan pemantauan perjalanan, bisa melihat kondisi traffic terdampak dari adanya rekayasa kegiatan yang dilaksanankan,” ujarnya.
Untuk jumlah personel pengamanan, lanjut Firman, sudah ada standar operasional prosedur (SOP) baik pengamanan biasa hingga tamu VVIP.
Baca Juga: HUT Lantas ke-67, Kapolri Resmikan Program Prioritas Tilang Elektronik Nasional di 34 Polda
Bahkan, pihaknya sudah mulai melakukan pelatihan bersama dengan pasukan pengamanan Presiden (Paspampres), untuk mengetahui bagaimana cara bertindak dalam melakukan pengawalan.
“Kami sudah melakukan survei. Seperti pada kegiatan sebelumnya yang sudah dilakukan, berapa personel yang harus dilibatkan di titik-titik tadi. Seluruhnya dioptimalkan untuk kelancaran lalu lintas bersama, agar masyarakat tidak merasa terganggu,” katanya.
Ia pun menjelaskan, beberapa hal menonjol yang mungkin dihadapi, yaitu ada beberapa ruas jalan yang tidak cukup lebar di Bali.
Untuk itu, ia mengimbau masyarakat sekitar, untuk tidak memarkirkan kendaraan di pinggi jalan pada saat tanggal-tanggal tertentu.
“Ruas jalan yang tidak mungkin dilakukan secara dua lajur berlawanan, langsung akan di tutup sementara, jadi sifatnya buka tutup di jalan-jalan tertentu,” ucapnya.
Dalam pengamanan, pihaknya akan melibatkan masyarakat dan Pemda guna melancarkan lalu lintas selama kegiatan KTT G20 mulai dari bandara, venue hingga tempat kepala atau pimpinan negara menginap.
“Dalam hal ini, kami memberikan prioritas dan bukan mengorbankan masyarakat. Tetapi, mempersilakan tamu G20 agar nyaman dalam melaksanakan kegiatan tersebut,” katanya.
Terakhir ia menyampaikan, keberhasilan suatu operasi terjadi karena keterlibatan aktif seluruh stakeholder, termasuk masyarakat.
Berbicara tentang lalu lintas, menurut Irjen Firman, masyarakat yang terlibat di dalamnya tentu akan memberikan peran yang sangat besar, ketika jalan itu menjadi jalan yang nyaman dilalui.
“Bagaimana masyarakat ikut menyukseskan kegiatan ini, yaitu tidak memarkirkan kendaraan yang ada di pinggir jalan,” katanya. (asa)