Delegasi Swedia Anjangsana ke Pabrik Panasonic

Delegasi Swedia diterima manajemen PT Pansonic Batam di ruang rapat PT Panasonic Batam, Rabu (25/10/2023). (F. rud/ bp batam)

BATAM (Kepri.co.id) – Delegasi Swedia yang tergabung dalam program hubungan kerja sama Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SISP), beranjangsana ke sejumlah pabrik di Batam. Salah satunya ke PT Panasonic Batam, Rabu (25/10/2023).

Kepala Biro Humas, Promosi, dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait mendampingi delegasi Swedia anjangsana ke sejumlah pabrik di Batam.

Seperti diketahui, tujuan program hubungan kerja sama Swedia-Indonesia untuk pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Trade Commissioner of Sweden to Indonesia, Erik Odar, mengatakan, program ini akan melihat pembangunan yang berkelanjutan di empat bidang yang berbeda yakni energi, transportasi, kesehatan, dan industri.

“Pihak kami telah berbincang dengan berbagai kementerian di empat bidang berbeda mengenai tantangan, rintangan, rencana, serta ambisi dari Indonesia, dan bagaimana para ahli dari Swedia memberikan dukungan dari berbagai cara yang berbeda khususnya pada bidang industri, untuk mendukung perkembangan pembangunan bagi Indonesia,” ungkap Erik.

Erik menyampaikan, Kementerian Perindustrian telah bersepakat dengan pihaknya bahwa Swedia akan terlibat pada bidang teknologi dan inovasi yang sebelumnya sudah diberikan kepada banyak perusahaan, yang benar-benar dapat membantu.

Kerja sama ini fokus pada pengembangan industri 4.0, tidak hanya memperkenalkan teknologi dari Swedia, tetapi mereka juga akan berbagi pengalaman pada bidang pengembangan industri.

Sementara Kota Batam merupakan kota prioritas tertinggi yang diberikan pemerintah pada hubungan kerja sama ini. Dengan alasan, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional.

Erik, Kota Batam memiliki potensi dan ambisi terus dikembangkan dan menarik lebih banyak industri-industri manufaktur ke Batam

Wakil President Direktur PT Panasonic Batam, Edward Goh, mengatakan, perkembangan teknologi telah berdampak langsung kepada kinerja dan hasil dari perushaannya.

“Saat pertama kali kami memulai operasi di Batam, sistem manufaktur kami menggunakan perakitan manual. Kami memiliki kurang lebih 7.000 karyawan, sebagian besar dari mereka melakukan perakitan manual. Sekarang, semuanya lebih terorientasi pada mesin. Sehingga, pekerjaan lebih cepat dan efisien,” ujar Edward.

Edward juga menyatakan, ia mendukung penuh hubungan kerja sama dan kesempatan pengembangan teknologi industri.

Kepala Biro Humas, Promosi, dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait berharap kepada kedua belah pihak, agar diskusi dan hubungan kerja sama dapat terjalin baik.

“Kami berharap perusahaan-perusahaan Swedia ini bisa bekerja sama, mereka bisa memulai investasi di Kota Batam,” ujar Ariastuty. (rud)