TANJUNGPINANG (Kepri.co.id) – Pengelola Kelong Pancing Madu Tiga Tanjungpinang menjalin kerja sama dengan tour and travel Malaysia, Singapura, dan Indonesia mengembangkan wisata akar budaya Melayu.
“Bicara Melayu, akarnya itu ada di Kepri dalam hal ini pusatnya Pulau Penyengat menyebar ke Johor, Malaka, Pahang, Singapura, dan lainnya,” ujar Marketing Kelong Pancing Madu Tiga Tanjungpinang, Drs Raja Fahrur Razi di Restoran Madu Tiga Kelong Tanjungpinang, Kamis (8/8/2024).
Baca Juga: Pengelola Terminal Ferry Pasir Gudang Johor dan Jurnalis Malaysia Traveling ke Batam – Bintan
Dulu, kata Razi yang masih ada keturunan Kesultanan Penyengat, kejayaan kerajaan Melayu dipisahkan oleh penjajahan.
Akibatnya, kata Razi, generasi-generasi Melayu sudah kehilangan bahkan terserabut dari akar budayanya.
Sehingga, perlu upaya sadar mengajak generasi-generasi muda Melayu ke akar budayanya yang dikemas dengan paket wisata.
“Misalnya paket tiga hari dua malam dengan destinasi wisata Malaysia, Batam, Tanjungpinang, Bintan. Kemudian balik, dari Batam ke Malaysia,” ujar Razi.
Pengelola Terminal Ferry Pasir Gudang Johor, Tuah, mengatakan, sangat setuju dan mendukung paket wisata akar budaya Melayu.
Sementara itu operator IGS Ferry, Vita, menyebutkan, rute Ferry IGS (International Golden Shipping) baru Pasir Gudang (Johor Bahru) – Batam.
“Kami sangat mendukung paket wisata akar budaya Melayu ini. Jika ini sudah terkenal dan penumpangnya banyak, Ferry IGS membuka rute Pasir Gudang (Johor Bahru) – Tanjungpinang,” ujar Vita.
Sedangkan Pimpinan Sky Home Travel & Tours SDN BHD, Noor Azhar Mohd Din, mengaku bersemangat jika ada paket akar budaya Melayu ini.
“Ini sangat menarik, jika ada sejarah-sejarah Melayu. Perlu kita satukan persepsi membuka paket wisata akar budaya Melayu ini,” ujar Din.
Terkait paket wisata akar budaya Melayu ini, Pimpinan Randuna Wisata Batam, Syafarudin Labent, bersemangat jika ada paket wisata akar budaya Melayu ini.
“Batam syarat dengan akar budaya Melayu. Mulai dari Bandara Hang Nadim, jembatan 1 Raja Haji Fisabilillah, Masjid Machmut Riayatsyah, dan lainnya mengandung akar budaya Melayu,” jelasnya. (asa)